Ilustrasi
Ilustrasi

Potensi Besar Hybrid Cloud and AI untuk Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

Mohammad Mamduh • 04 Oktober 2022 10:38
Jakarta: Digitalisasi tata kelola pemerintahan melalui penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-government, diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas, interoperabilitas, dan keamanan pemerintahan untuk mencapai tata kelola (governance) pemerintahan yang lebih baik sebagai bagian dari upaya reformasi birokrasi.
 
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) telah menerbitkan aturan terkait arsitektur SPBE yang meliputi domain arsitektur proses bisnis, data dan informasi, layanan, aplikasi, infrastruktur, serta keamanan.
 
KemenPANRB menyebutkan infrastruktur SPBE didasarkan pada entitas yang menginformasikan teknologi untuk mendefinisikan dan menerapkan prinsip teknologi yang dikelompokkan menjadi platform, sistem integrasi, serta fasilitas komputasi.
 
IBM melihat hybrid cloud dan artificial intelligence (AI) sebagai salah satu teknologi yang memiliki potensi besar dalam mendukung upaya pemerintah di tengah proses digitalisai tata kelola dan pelayanan kepada masyarakat lebih baik, sesuai skala yang dibutuhkan, dan aman. 

Technology and Country Leader, IBM Indonesia Cin Cin Go mengatakan, cloud and AI adalah kekuatan dominan yang mendorong suksesnya reformasi birokrasi dan transformasi digital di Indonesia.
 
Diketahui bahwa pada tahun 2021, hanya sekitar 3 persen dari ribuan data ruang server di Indonesia yang memenuhi standar global dalam pemanfaatan cloud.
 
Teknologi ini akan menentukan seberapa cepat perusahaan atau institusi dapat berpusat ke peluang pasar yang baru, seberapa baik perusahaan atau institusi melayani masyarakat, mengingkatkan skala dan merespons krisis seperti yang dihadapi belakangan ini. 
 
Teknologi kini tidak lagi dipandang sebagai biaya tambahan untuk melakukan bisnis, namun sebagai sumber keunggulan untuk proses bisnis yang lebih kompetitif.
 
Indonesia memiliki peluang sangat besar untuk menjadi digital powerhouse, ditambah dengan prediksi Kementerian Keuangan terkait ekonomi di Tanah Air yang akan lebih banyak menerima keuntungan sekitar USD2,8 triliun dengan semakin pesatnya pengadopsian teknologi di dalam negeri.
 
Dengan mengadopsi inovasi teknologi para pelaku bisnis dapat meningkatkan produksi, menghemat biaya operasional, meningkatkan export dan membuka lapangan kerja baru. 
 
Penerapan teknologi pastinya tidak luput dari berbagai masalah, seperti salah satunya kebocoran data. Untuk mengatasi hal tersebut, pada laporan Cost of Data Breach 2022, IBM Security menjelaskan untuk menekan serangan siber perusahaan atau institusi dapat mengadopsi model keamanan Zero Trust untuk mencegak akses illegal ke data sensitif. 
                                                                                                                                           
“IBM juga merekomendasikan perusahaan atau insitusi untuk berinvestasi lebih dalam Security Orchestration, Automation and Response (SOAR) dan Extended Detection and Response (XDR) untuk membantu meningkatkan deteksi dan waktu respons.” Jelas Cin Cin Go. 
 
Bersamaan dengan keamanan dan otomatisasi AI, kemampuan XDR dapat membantu secara signifikan dalam mengurangi biaya hingga USD400 ribu dan pelanggaran data rata-rata hingga 29 hari dari siklus hidup pelanggaran.
 
Selain itu, dua acara yang paling efektif untuk menekan pelanggaran data adalah membentuk tim Incident Response (IR) dan pengujian ekstensif rencana IT. Perusahaan atau institusi dapat merespons dengan cepat untuk menahan dampak dari pelanggaran dengan membuat pedoman insiden dunia maya yang terperinci.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan