Ilustrasi: Zebra Technologies
Ilustrasi: Zebra Technologies

Pergerakan Material Masih Jadi Titik Nyeri Utama Pabrik Global

Mohamad Mamduh • 29 Desember 2025 18:06
Jakarta: Di balik kecanggihan robotika dan lini perakitan otomatis, banyak pabrik modern di seluruh dunia ternyata masih tersandung oleh masalah logistik yang mendasar: memindahkan barang dari satu titik ke titik lain.
 
Laporan industri terbaru mengungkap bahwa manajemen pergerakan material (material movement) masih menjadi tantangan operasional terbesar atau "titik nyeri" utama bagi mayoritas perusahaan manufaktur global, menghambat efisiensi dan potensi keuntungan finansial yang signifikan.
 
Laporan Elevating Manufacturing Value yang diterbitkan oleh Zebra Technologies dan Oxford Economics menyoroti paradoks ini. Sementara area seperti kontrol kualitas telah melihat kemajuan pesat berkat teknologi canggih, alur kerja penanganan material dan manajemen peralatan tetap menjadi sumber masalah bagi sebagian besar organisasi. Faktanya, pergerakan material diidentifikasi oleh responden survei sebagai area yang paling membutuhkan perbaikan.

Masalah ini begitu meluas hingga sedikit lebih dari dua pertiga produsen mengidentifikasi pergerakan material sebagai masalah utama mereka. Ketika ditanya mengenai motivasi untuk memperbaiki alur kerja ini, mayoritas produsen (79%) menyebut keinginan untuk meningkatkan akses dan kontrol inventaris sebagai prioritas utama.
 
Selain kontrol inventaris, produsen juga terdorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan throughput (51%), serta mengurangi biaya operasional (36%) dan limbah kerusakan material (35%). Ketidakefisienan dalam memindahkan bahan baku atau barang setengah jadi di lantai pabrik dapat menyebabkan kemacetan produksi yang merugikan.
 
Laporan tersebut menegaskan bahwa mengatasi masalah logistik internal ini bukan hanya soal kelancaran operasi, tetapi juga soal pendapatan. Produsen yang berhasil melakukan perbaikan berarti pada manajemen pergerakan material melaporkan pertumbuhan pendapatan rata-rata 1,8 poin persentase lebih tinggi selama setahun terakhir dibandingkan mereka yang gagal melakukan perbaikan.
 
Bagi sebuah organisasi manufaktur dengan ukuran tipikal yang direpresentasikan dalam survei, selisih pertumbuhan ini diterjemahkan menjadi potensi kenaikan pendapatan sebesar USD53,8 juta. Perusahaan yang sukses di area ini juga menikmati manfaat operasional nyata, seperti akurasi inventaris yang lebih baik (89%) dan biaya operasional yang lebih rendah (56%).
 
Untuk mengatasi tantangan ini, produsen tidak serta merta beralih ke teknologi yang paling futuristik, melainkan teknologi yang paling praktis untuk pelacakan. Laporan menyebutkan bahwa komputer seluler (mobile computers) dan teknologi RFID (seperti sensor dan tag) dianggap sebagai investasi yang paling bermanfaat untuk pergerakan material.
 
Namun, peran Kecerdasan Buatan (AI) mulai mendapatkan momentum. Meskipun penggunaan AI di area ini masih relatif rendah, minat terhadapnya tumbuh pesat. Sebanyak 20% produsen mengatakan mereka membutuhkan AI untuk upaya perbaikan pergerakan material saat ini, naik signifikan dari hanya 13% yang menggunakannya dua tahun lalu.
 
Kesenjangan adopsi solusi ini juga terlihat berdasarkan ukuran perusahaan. Perusahaan manufaktur "Sangat Besar" (pendapatan >USD10 miliar) lebih mungkin telah berhasil memperbaiki alur kerja pergerakan material ini dibandingkan perusahaan menengah. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih kecil masih berjuang lebih keras untuk mengefisienkan logistik internal mereka di tengah keterbatasan sumber daya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan