Qlue berhasil menjadi finalis untuk dua kategori sekaligus, yaitu kategori smart cities dan inovasi Covid-19. XTC tahun ini telah memilih 52 finalis yang dipilih dari 2.419 peserta yang berasal dari 87 negara.
Terinspirasi oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), XTC mendukung dan memilih inovator yang memanfaatkan kekuatan teknologi untuk mengatasi tantangan terbesar yang dihadapi manusia.
XTC diklaim memberikan pengakuan kepada para pendiri yang layak di bidang pertanian, makanan dan air, teknologi bersih dan energi; pendidikan, teknologi pendukung, fintech, kesehatan, transportasi, dan kota cerdas.
Untuk pertama kalinya di tahun ini, XTC juga akan memberikan penghargaan pada startup yang memiliki terobosan dalam menanggapi pandemi Covid-19, dan founder wanita terbaik, yang inovasinya mendorong solusi untuk tantangan global.
“XTC adalah tentang upaya kolektif dari para pemimpin industri, pengusaha, dan para ahli yang bergabung untuk membuat kemajuan nyata untuk memecahkan tantangan terberat di dunia. Hal itu tidak akan terjadi tanpa para inovator yang brilian dari seluruh dunia,” kata Co-Founder of XTC, President and Chief Strategy Officer, Samsung Electronics Young Sohn.
Sementara itu, Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan Qlue merasa bangga untuk terpilih menjadi salah satu finalis yang mewakili Indonesia di XTC 2020 di dua kategori sekaligus.
"Ini merupakan kabar positif untuk Qlue di tengah pandemi. Kami percaya startup di Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Kami berharap melalui XTC 2020, kami bisa membawa nama Indonesia ke level yang lebih tinggi di mata internasional, dan membuka peluang bisnis yang lebih baik di tingkat global,” kata Rama.
Saat ini Qlue mengaku fokus mengembangkan inovasi teknologi berbasis AI, IoT, dan mobile workforce untuk membantu pemerintah dan sektor swasta dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan menyongsong new normal.
Qlue merupakan bagian dari sinergi startup dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sejak Covid-19 merebak di Indonesia, Qlue menambahkan beberapa label baru terkait Covid-19 ke dalam aplikasi pelaporan masyarakatnya; rumah sakit penuh, kelangkaan alat medis, kerumunan warga, suspect Covid-19, bantuan sembako, dan potensi mudik.
Laporan dari QlueApp juga terintegrasi dengan IndonesiaBergerak.com, yang berisi informasi mengenai Covid-19 yang digagas oleh MDI Ventures, Qlue dan beberapa startup lainnya. Sejak diluncurkan di akhir Maret, sudah ada 883 laporan terkait Covid-19 yang masuk melalui QlueApp.
Laporan didominasi oleh kerumunan warga dengan 690 laporan (78 persen), disusul dengan kebutuhan sembako dengan 162 laporan (18 persen), suspect Covid-19 dengan 18 laporan (2 persen), kelangkaan alat medis dengan 6 laporan (0,7 persen), potensi mudik dengan 5 laporan (0,5 persen) dan RS penuh dengan 2 laporan (0,2 persen).
Di samping penambahan label, QlueApp juga digunakan untuk melaporkan penerimaan bansos. Warga yang tidak menerima bansos atau menerima bansos yang tidak sesuai bisa melaporkannya. QlueApp juga berfungsi sebagai salah satu kanal pendaftaran untuk warga yang ingin menjadi relawan Covid-19.
Untuk menanggulangi penyebaran hoaks tentang Covid-19, QlueApp juga bisa dipakai untuk mengadukan konten hoax. Laporan ini akan dicek secara otomatis menggunakan AI. Untuk membantu koordinasi tim Gugus Tugas di lapangan, Qlue juga menyediakan aplikasi manajemen tenaga kerja, QlueWork.
Qlue akan mewakili Indonesia untuk mengikuti beberapa sesi virtual bootcamp di bulan ini bersama dengan finalis lainnya dan mengikuti final global pada 15 Juli mendatang. Rencananya, sesi final global XTC akan digelar di Paris, Prancis. Namun karena pandemi Covid-19, seluruh kegiatan akan diselenggarakan secara virtual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News