Mengutip CNA, sejumlah pihak menilai langkah tersebut sebagai ancaman nyata terhadap posisi dominan Google Chrome di pasar peramban global. ChatGPT Atlas menawarkan fungsionalitas yang melampaui sekadar membuka laman web.
Pada ChatGPT Atlas, pengguna dapat menjalankan sidebar ChatGPT di setiap jendela peramban untuk meringkas konten, membandingkan produk, atau melakukan analisa data dari situs web. Selain itu, pengguna juga dapat mengaktifkan agent mode, memungkinkan ChatGPT berinteraksi langsung dengan halaman web.
OpenAI juga menjelaskan bahwa agent mode berkemampuan untuk menyelesaikan tugas multi-langkah seperti merencanakan perjalanan atau belanja online. Tidak hanya itu, ChatGPT Atlas juga memungkinkan pengguna menjalankan peramban ini di sistem operasi macOS secara global, dengan rencana peluncuran ke Windows, iOS, dan Android dalam waktu dekat.
Dengan fitur tersebut, OpenAI berupaya mengubah cara pengguna menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi di internet, bukan hanya berselancar secara pasif. Peluncuran ini disampaikan di tengah dominasi kuat Google Chrome, yang hingga kini masih menjadi peramban pilihan utama dunia.
Namun langkah OpenAI dianggap sebagai penantang serius sebab pasca pengumuman ChatGPT Atlas, saham perusahaan induk Google, Alphabet Inc., mengalami penurunan sekitar 1,6 persen dalam perdagangan sore hari.
Keunggulan peramban dengan AI seperti ChatGPT Atlas dan pesaing lain seperti Comet karya Perplexity dan Opera Neon karya Opera kian nyata karena integrasi alat berkemampuan meringkas halaman, menulis kode, dan membantu pengisian formulir.
Namun, Google tidak tinggal diam dalam persaingan ini sebab telah menyematkan asistennya, Gemini, ke dalam Chrome untuk pengguna AS, sebagai langkah antisipasi terhadap gelombang peramban dengan AI.
Sebagai pengingat, OpenAI yang dipimpin oleh Sam Altman mengawali reputasinya dengan peluncuran ChatGPT pada akhir 2022. Kini, perusahaan tersebut mencari area ekspansi baru setelah menghadapi persaingan dari pemain besar seperti Anthropic PBC dan Google dalam ranah AI.
Dengan menghadirkan ChatGPT Atlas, OpenAI memperluas tawarannya dari chatbot ke peramban lengkap yang memanfaatkan kapabilitas AI, dengan tujuan tidak hanya menarik pengguna baru, juga membangun ekosistem layanan digital lebih mendalam.
Kendati berpotensi besar, OpenAI harus menghadapi sejumlah tantangan seperti kompatibilitas dan pengalaman pengguna. Integrasi layanan AI ke peramban harus mulus agar pengguna tidak merasa berat atau rumit.
Selain itu, peramban gratis umumnya tidak menghasilkan pendapatan besar secara langsung, maka OpenAI perlu merancang model bisnis yang berkelanjutan. Peramban berbasis AI yang mengakses konten web dan data pengguna juga harus mematuhi aturan privasi dan keamanan yang kian ketat di berbagai wilayah.
Sementara itu, Google dengan sumber daya besar dapat melakukan langkah balasan seperti meningkatkan fitur Chrome atau memperkuat integrasi produk karyanya. Bagi pengguna internet umum maupun profesional, peramban seperti ChatGPT Atlas menawarkan pengalaman lebih produktif.
Namun pengguna juga harus mempertimbangkan hal seperti kecepatan, dukungan ekstensi, keamanan, dan ekosistem aplikasi yang selama ini telah mapan di Chrome dan peramban lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id