Sebagai bentuk komitmen dalam proyek ini, BRIN menjadi tuan rumah Project Steering Committee (PSC) ASEAN HPC yang pertama. Pertemuan yang bertajuk "Building HPC Infrastructure and HPC Capacity for ASEAN Data Utilization" ini diselenggarakan pada Kamis (10/7), di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong. Agenda utama pertemuan adalah membahas perencanaan implementasi dan pengelolaan ASEAN HPC.
Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN, Budi Prawara, menyampaikan perkembangan positif rencana pembangunan tersebut. "Untuk mendukung rencana pembangunan infrastruktur dan kapasitas HPC, kami telah melaksanakan pertemuan untuk membahas lingkup kerja sama serta penandatanganan kesepahaman antara BRIN dan KISTI. Ini merupakan tahapan penting dalam pembangunan infrastruktur dan kapasitas HPC," jelas Budi.
Budi juga menekankan dukungan Pemerintah Korea dan peran BRIN sebagai tuan rumah. "Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Korea dan diselenggarakan di BRIN, menjadikannya wadah untuk pemanfaatan data di seluruh negara ASEAN," ujarnya. Lebih lanjut, Budi menjelaskan berbagai persiapan yang telah dilakukan, termasuk penyediaan infrastruktur pendukung, seperti sistem pendingin daya khusus dan konektivitas jaringan untuk memastikan operasional sistem HPC yang optimal.
Budi menegaskan bahwa BRIN berkomitmen untuk menyediakan akses mudah demi tata kelola ASEAN HPC yang efektif dan terstruktur. "Kami berharap kegiatan ini tidak hanya akan berkontribusi untuk mengatasi tantangan nasional, seperti bencana alam, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjadikan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi terdepan di dunia," harap Budi.
Target Penyelesaian Infrastruktur dan Pelatihan Kapasitas
Deputi Kebijakan Riset dan Inovasi (KRI) BRIN, Boediastuti Ontowirjo, menyoroti capaian kolaborasi antara BRIN dan Pemerintah Korea.
"Melalui pertemuan ini, kita akan membahas rencana serta kemajuan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur HPC di pusat data BRIN yang ditargetkan selesai pada Januari 2026. Setelah menyelenggarakan pelatihan sesi pertama, kita akan menyelenggarakan pelatihan sesi kedua untuk mendukung transformasi digital," paparnya.
Pertemuan tersebut tidak hanya membahas rencana pembangunan infrastruktur HPC di BRIN yang merupakan langkah penting dalam peningkatan kapasitas komputasi dan pemanfaatan data di kawasan ASEAN, tetapi juga membahas rencana pengembangan kapasitas. Pelatihan sesi pertama telah dilaksanakan pada Februari 2025, dan sesi kedua akan dilaksanakan pada Oktober 2025.
Seunghae Kim dan Jongsung Lee dari KISTI, Republik Korea, dalam paparannya menyampaikan harapan agar pembangunan pusat data HPC ini dapat selesai tepat waktu. "Perencanaan sistem HPC dan pengembangan platform telah selesai. Untuk itu, diharapkan pembangunan infrastruktur HPC selesai pada Januari 2026 dan dapat segera beroperasi penuh pada Maret 2026," harap mereka.
Spesifikasi Teknis HPC dan Manfaatnya bagi ASEAN
HPC atau Komputasi Berkinerja Tinggi merupakan infrastruktur yang sangat berperan dalam mendukung riset seperti Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Komputasi. Sistem HPC yang akan dibangun memiliki spesifikasi teknis yang mumpuni, berupa 3.5 petaFLOPS, dengan 896 inti CPU dan 56 GPU. Setiap node memiliki 1,024GB DDR5 RAM dan penyimpanan lokal 1,9TB.
Interkoneksi sistem mencapai kecepatan 400 Gbps dan mendukung jaringan layanan 10 GbE. Untuk penyimpanan, sistem mencakup total kapasitas 3 petabyte, termasuk 2,7 PB sistem berkas bersama dan 0,3 PB sistem berkas berbasis flash dengan performa tinggi.
Melalui kegiatan ini, diharapkan ASEAN dapat mengakselerasi pemanfaatan data ilmiah dan teknologi tinggi yang mendukung transformasi digital ASEAN, memperkuat kolaborasi regional, dan membuka akses luas terhadap pemanfaatan data ilmiah serta teknologi tinggi berbasis HPC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News