Daniel Tumiwa saat ditemui di acara konferensi pers idEA.
Daniel Tumiwa saat ditemui di acara konferensi pers idEA.

Asosiasi E-commerce Yakin Lazada Bisa Tuntaskan Kasus iPhone Tertukar Sabun dengan Baik

Ellavie Ichlasa Amalia • 01 Juli 2015 13:55
medcom.id, Jakarta: Berlokasi di Hotel Ambhara, pada hari ini, Rabu (1/7/2015) idEA, Asosiasi E-commerce Indonesia, mengadakan konferensi pers untuk secara resmi menyatakan pendapatnya mengenai matriks RPP menyangkut e-commerce. Acara ini dihadiri Ketua Umum idEA Daniel Tumiwa. Selain membahas mengenai matriks RPP e-commerce, Daniel juga sempat mengemukakan pendapatnya mengenai kasus kesalahan pengiriman barang yang menimpa Lazada.
 
"Kesalahan pengiriman barang adalah hal yang wajar saja. Baik saat Anda berdagang secara online ataupun offline, kesalahan pasti pernah terjadi," kata Daniel.
 
Dia merasa justru kesalahan yang terjadi dalam dunia perdagangan offline memiliki efek yang lebih besar. "Penipuan offline justru lebih banyak terjadi," katanya.

Dia menambahkan, perbedaan mencolok antara penipuan yang terjadi online dan offline adalah mengenai bagaimana pihak perusahaan mengatasi masalah tersebut. "Saya rasa para pedagang online justru dapat menangani kasus penipuan dengan lebih baik, karena bagi mereka, kepuasan pelanggan adalah segalanya," kata Daniel.
 
Saat ditanya apakah Daniel memiliki saran untuk Lazada untuk menyelesaikan masalah ini, Daniel justru berkata,
 
"Justru kami yang harus belajar dari Lazada."
 
Dia terlihat yakin dengan kemampuan Lazada untuk menangani kasus ini. Dia menambahkan bahwa selama ini, kasus kesalahan pengiriman barang yang terjadi pada Lazada dapat ditangani dengan baik, sehingga pelanggan pun akhirnya puas. "Lazada memiliki sistem recovery barang yang bagus," kata Daniel.
 
Senada dengan Daniel, CEO Tokopedia William Tanuwijaya yakin bahwa kasus yang terjadi sekarang ini akan dapat dengan cepat terselesaikan. Terutama karena perkembangannya terus disorot media.
 
Saat ditanya mengenai kekhawatiran konsumen terhadap penipuan online, William merasa bahwa terjadinya penipuan biasanya terjadi justru di ranah offline.
 
"Yang sering terjadi adalah saat satu pihak mengiming-imingi seseorang dengan harga yang sangat murah, lalu memintanya untuk melakukan transfer ke bank tertentu," kata William.
 
Dia menjelaskan, situs-situs e-commerce, terutama yang memiliki model bisnis marketplace, seperti Tokopedia, biasanya memiliki pengelola yang akan menahan uang yang dikirimkan pembeli. Setelah pembeli menerima barang, barulah uang tersebut diberikan pada penjual.
 
"Terkadang justru situs yang memberikan jeda waktu bagi pelanggan untuk protes. Jika setelah masa jeda berlalu dan tidak ada masalah, maka barulah sang penjual menerima uang pembayaran," kata William.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan