Tesla menduga Musk menggunakan dana perusahaan untuk membangun rumah di sekitar area Austin, lokasi Gigafactory. Mengutip Engadget, disebut sebagai Project 42, inisiatif ini diyakini melibatkan pembelian kaca khusus bernilai jutaan dolar, dengan jumlah cukup besar sehingga mampu menarik perhatian pegawai pada tahun 2022 lalu.
Selain itu, perseroan terbatas terkait dengan Musk dan eksekutif juga diketahui telah membeli bidang tanah dalam jumlah besar di area tersebut. Sejumlah eksekutif juga dilaporkan terkadang menikmati keuntungan seperti pesawat jet pribadi.
Namun, kebijakan untuk imbalan ini bervariasi, dan pendekatan Tesla tergolong ketat. Produsen otomotif ini mengharuskan audit komite direksi untuk setiap pengeluaran di atas USD120.000 (Rp), dengan kepentingan material dari orang terkait, seperti CEO.
Ini bukan kali pertama eksekutif teknologi berprofil tinggi menghadapi pengawasan terkait dengan pengeluaran berlebihan. Meta melakukan investigasi terhadap mantan COO Sheryl Sandberg terkait tuduhan penggunaan sumber daya perusahaan untuk tujuan pribadi berlebihan.
Sebagai pengingat, penyalahgunaan sumber daya yang dituduhkan kepada Sandberg seperti perencanaan pernikahan atau upaya menghentikan peredaran pemberitaan yang mengkritik mantan rekannya, Bobby Kotick.
Kendati demikian, profil Musk sebagai CEO dinilai menjadikan investigasi ini lebih mendapatkan perhatian masyarakat. Musk bukanlah orang asing jika dikaitkan dengan permasalahan hukum, sebab saat ini, Musk masih menghadapi pertarungan dengan Securities and Exchange Commission terkait cuitannya soal data finansial.
Namun sebelumnya, Musk berhasil menghadapi tuntutan hukum pencemaran nama baik dari penjelajah gua asal Inggris Vernon Unsworth, terkait tuduhan laki-laki pedo yang diklaimnya tidak berdasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News