Di kuartal ini, Xiaomi hanya mengirimkan 10,5 juta smartphone, turun 17,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, menurut data dari International Data Corp. Hal ini menjadikan Xiaomi sebagai produsen smartphone terbesar ke-4 di Tiongkok, setelah Huawei, Oppo dan Vivo. Menurut CB Insights, Xiaomi pernah memiliki valuasi sebesar USD46 miliar (Rp601,7 triliun).
Bloomberg menyebutkan, pasar Tiongkok telah menjadi semakin kompetitif seiring dengan peningkatan kualitas yang dilakukan oleh manufaktur lokal. Hal ini membuat Samsung dan Apple, yang menjadi pemimpin pasar di dunia, kesulitan untuk bersaing.
Di Tiongkok, pengiriman smartphone Apple menurun 32 persen di kuartal dua, membuat Apple menduduki posisi ke-5 di pasar Tiongkok, menurut IDC.
Perusahaan riset tersebut juga menyebutkan, Huawei dan Oppo berhasil menguasai pasar Tiongkok karena mereka fokus pada satu atau dua elemen saat mereka melakukan marketing. Huawei menekankan lensa Leica yang kini ada di ponsel mereka sementara Oppo menawarkan teknologi fast-charging.
Quartz menyebutkan, Oppo dan Vivo tetap berhasil berkembang di Tiongkok menggunakan taktik yang Xiaomi hindari. Kedua perusahaan tersebut (yang beroperasi secara mandiri meski memiliki investor yang sama) banyak menghabiskan dana di iklan offline dan menggunakan selebriti untuk melakukan endorsement.
Selain itu, mereka juga banyak memasang iklan di papan iklan, kereta bawah tanah dan di kota-kota kecil di Tiongkok. Mereka juga bekerja sama dengan toko-toko offline.
Sementara itu, dulu, Xiaomi membanggakan bahwa fakta bahwa mereka tidak menghabiskan uang untuk iklan merupakan salah satu alasan kesuksesan mereka. Sebagai gantinya, mereka dapat menekan harga ponsel yang mereka jual Dulu, Xiaomi menggantungkan diri pada para fans dan eksekutif mereka untuk menarik perhatian pelanggan melalui media sosial.
Namun, dengan semakin kompetitifnya persaingan di pasar Tiongkok, mau tidak mau, Xiaomi harus menyesuaikan diri. Di Tiongkok, kini Anda akan melihat banyak iklan Xiaomi, seperti di bus, kereta bawah tanah dan mall. Selain itu, Xiaomi juga membayar selebriti minor Wu Xiobo dan Liu Shishi sebagai juru bicara mereka.
Dalam laporan yang berbeda, Canalys berkata, pengiriman global Apple menurun di 2016, seiring dengan menurunnya pangsa pasar mereka di pasar di luar AS.
"iPhone tidak memiliki fitur unik seperti anti-air atau pengisian baterai tanpa kabel. Apple harus dapat mengimbangi pesaingnya jika mereka tidak ingin kalah," tulis analis penelitian Canalys, Jessie Ding.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News