Pada hari Minggu, organisasi yang bertujuan untuk membocorkan dokumen rahasia ini menunjukkan rasa kesalnya karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengingkari janjinya untuk mempublikasikan bukti pembayaran pajaknya.
Melalui Twitter, WikiLeaks menyebutkan bahwa jika Trump menolak untuk merilis informasi tersebut, mereka yang akan melakukannya. Pada hari Minggu, Senior Adviser Gedung Putih, Kellyanne Conway mengonfirmasi bahwa Trump tidak akan merilis bukti pembayaran pajaknya.
Dalam salah satu kicauannya, WikiLeaks menyebutkan bahwa keputusan Trump ini bahkan lebih tidak masuk akal dari Hillary Clinton menutupi tentang Goldman Sachs.
CNET melaporkan, ancaman dari WikiLeaks ini mempersulit minggu pertama Trump menjabat sebagai presiden. Trump dilantik pada hari Jumat lalu. Namun, dia menjabat dengan nilai penerimaan masyarakat terendah sebagai presiden. Tidak hanya itu, dia juga harus menghadapi ratusan ribu pemrotes di Washington DC dan beberapa kota lain pada hari Sabtu.
Penolakan Trump untuk merilis dokumen pajaknya merupakan masalah serius selama kampanye 2016. Sekarang, WikiLeaks mengancam untuk kembali mengangkat isu tersebut.
Ini bukanlah pertama kalinya WikiLeaks mencampuri masalah kepresidenan AS. Organisasi tersebut memiliki peran kontronversial selama kampanye pemilu presiden AS dengan membocorkan email dan informasi lain yang merusak citra calon presiden Demokrat, Hillary Clinton.
Namun, mereka tidak merasa bahwa mereka berpihak atau mencoba untuk memengaruhi hasil pemilu. Mereka menyebutkan, mereka tidak mendapatkan material terkait Trump. Tidak berhenti sampai di situ, badan intelijen AS menemukan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu AS dan menyebutkan bahwa WikiLeaks mendapatkan email Komite Nasional Demokrat dari hacker Rusia.
Sekarang, WikiLeaks secara aktif mencari material terkait Trump, meminta siapapun yang tahu tentang dokumen pajak Trump untuk memberikannya pada mereka secara anonim. Presiden AS baru telah berjanji akan merilis dokumen itu sejak bulan Mei lalu. Ketika itu, dia berkata bahwa dokumen tersebut sedang diaudit dan akan menunggu hingga audit selesai sebelum merilisnya.
Trump merupakan presiden AS pertama dalam 40 tahun yang tidak mempublikasikan keuangannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News