Mengutip Engadget, CEO dan co-founder Cent Cameron Hejazi menyebut bahwa perusahaannya berhenti memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual sebagian besar NFT mulai tanggal 6 Februari lalu.
Cent terus mengoperasikan marketplace miliknya, Valuables, lokasi masyarakat dapat membeli Non-Fungible Tokens (NFT), hanya untuk tweet. Hejazi menyebut pihaknya menemukan spektrum aktivitas yang terjadi, meski tidak seharusnya terjadi secara legal.
Hejazi juga menyebut bahwa Cent telah mencoba untuk memblokir pelaku tindak tidak sepatutnya ini, namun Hejazi membandingkan upaya itu dengan permainan memukul tikus mondok atau whack-a-mole.
“Setiap kali kami mencoba memblokir satu pelaku, satu atau bahkan tiga pelaku lain akan muncul,” ujar Hejazi.
Pada bulan Januari lalu, OpenSea, salah satu marketplace NFT terbesar di internet, menyebut bahwa lebih dari 80 persen token baru-baru ini diciptakan melalui alat pencetakan gratis yang ditawarkannya, melibatkan token jiplakan, koleksi palsu dan spam.
Pengakuan ini disampaikan setelah perusahaan mencoba membatasi jumlah pengguna NFT yang dapat dicetak secara gratis. Setelah mengubah keputusan, OpenSea mengatakan pihaknya tengah mengembangkan sejumlah solusi untuk mencegah pelaku kejahatan.
Sebelum pengumuman yang disampaikan pada bulan Februari, seniman dan fotografer selama beberapa bulan telah mengeluh bahwa OpenSea tidak melakukan tindakan yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan soal penjiplakan atau plagiarisme.
Sementara itu, Hejazi menyebut bahwa permasalahan ini merupakan masalah terkait Web3 yang cukup mendasar. Dalam jangka waktu dekat, Hejazi menyebut bahwa Cent mungkin akan memperkenalkan kendali terpusat untuk memfasilitasi pembukaan marketplace karyanya kembali.
Cent juga disebut berpotensi untuk mengeksplorasi lebih mendalam soal solusi dari permasalahan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News