Ilustrasi: Fortinet
Ilustrasi: Fortinet

Mimpi Buruk Baru 2026, Serangan Bricking yang Bikin Perangkat Mati Total

Mohamad Mamduh • 15 Desember 2025 16:05
Jakarta: Ancaman siber di masa depan tidak lagi sebatas pencurian data atau penyanderaan file digital. Laporan terbaru Fortinet, Cyberthreat Predictions for 2026, mengungkap tren mengerikan di mana serangan siber bertransformasi menjadi ancaman fisik: serangan bricking yang merusak perangkat keras hingga mati total.
 
Istilah bricking merujuk pada kondisi ketika perangkat elektronik mengalami kerusakan pada tingkat firmware atau perangkat lunak inti, sehingga tidak lagi bisa menyala atau berfungsi—seolah-olah perangkat tersebut tidak lebih berguna daripada sebuah batu bata (brick).
 
Laporan FortiGuard Labs menyoroti pergeseran signifikan dalam lanskap ancaman. Teknik perusakan firmware dan bricking perangkat ini sebelumnya terbatas pada operasi militer atau serangan yang disponsori negara (nation-state) untuk sabotase strategis. Namun, pada tahun 2026, teknik canggih ini diprediksi akan diadopsi dan digunakan ulang oleh sindikat kriminal biasa.

Tujuan utamanya bukan lagi sabotase politik, melainkan keuntungan finansial. Kelompok kriminal menggunakan ancaman kerusakan fisik permanen ini sebagai daya tawar (leverage) baru yang ekstrem untuk memeras korban.
 
Sektor yang paling rentan terhadap serangan jenis ini adalah lingkungan Industrial Internet of Things (IIoT). Laporan tersebut memperingatkan bahwa infrastruktur vital seperti manufaktur, kesehatan, dan utilitas akan semakin menjadi sasaran.
 
Dalam skenario ini, model Ransomware-as-a-Service (RaaS) tidak hanya mengenkripsi data, tetapi berekspansi ke lingkungan Teknologi Operasional (OT). Penyerang menggabungkan pencurian data, gangguan layanan, dan ancaman perusakan fisik dalam satu serangan terpadu.
 
Risiko ini semakin tinggi seiring dengan meluasnya infrastruktur Sat-to-Cell yang menyediakan vektor serangan baru untuk gangguan jarak jauh terhadap perangkat industri.
 
Konsekuensi Permanen Implikasi dari tren ini sangat serius bagi dunia bisnis. Jika korban serangan ransomware tradisional masih memiliki harapan untuk memulihkan data melalui backup, korban serangan bricking menghadapi risiko penggantian perangkat keras secara total.
 
Bagi pabrik atau fasilitas kesehatan, ini berarti waktu henti operasional (downtime) yang lama dan biaya pemulihan yang sangat besar. Prediksi ini menjadi peringatan keras bahwa keamanan siber di tahun 2026 harus berevolusi untuk melindungi integritas fisik perangkat, bukan hanya data yang tersimpan di dalamnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan