Mengutip GSM Arena, berdasarkan data dari platform buyback atau trade-in, nilai iPhone Air sudah mengalami penyusutan hampir setengah dari harga awal, menunjukkan bahwa smartphone tipis dan ringan ini kurang diminati di pasar produk bekas.
Menurut laporan dari penyedia jasa buyback global, iPhone Air tercatat mengalami depresiasi antara 44,3% hingga 47,7% dalam waktu 10 minggu setelah peluncuran. Bahkan varian dengan penyimpanan 1TB tercatat sebagai yang paling parah, kehilangan hampir setengah dari nilai awalnya, angka yang tergolong ekstrim untuk iPhone modern.
Sebagai perbandingan, lini utama dari generasi terbaru, iPhone 17, rata-rata mengalami penurunan hanya sekitar 34,6% dalam periode yang sama. Sementara seri yang lebih lama, seperti iPhone 16 dan 14, juga menunjukkan depresiasi lebih kecil jika dibandingkan dengan iPhone Air.
Penurunan nilai iPhone Air diduga kuat disebabkan oleh lemahnya permintaan di pasar sekunder. Beberapa analis menyebut desain ultra tipis dan karakteristik ponsel ringan milik iPhone Air kurang menarik bagi sebagian besar konsumen, terutama ketika banyak dari mereka lebih memprioritaskan performa, daya tahan baterai, dan daya jual kembali di kemudian hari.
Selain itu, penurunan nilai yang terus berlangsung, bahkan ketika model lain telah stabil, memberi sinyal bahwa ketertarikan terhadap iPhone Air bisa menurun jangka panjang. Hal ini membuat banyak pemilik mempertimbangkan ulang opsi tukar tambah atau upgrade dalam waktu dekat.
Bagi pemilik iPhone Air, jika berencana untuk menjual atau tukar tambah, sekarang mungkin waktu terbaik mengingat nilai telah turun drastis dan bisa terus tergerus. Dengan demikian, peluang mendapatkan harga mendekati harga beli awal semakin kecil.
Sementara itu bagi calon pembeli, harga pasar sekunder iPhone Air bisa jadi lebih terjangkau dibandingkan dengan peluncuran awal. Namun, jika mempertimbangkan nilai jual kembali sebagai faktor penting, model lain seperti lini iPhone 17 Pro atau iPhone 17 Pro Max punya reputasi jauh lebih baik.
Sedangkan bagi yang mengutamakan nilai investasi jangka panjang, iPhone Air sepertinya bukan pilihan terbaik jika dibandingkan dengan model iPhone lain yang terbukti lebih stabil dan diminati pengguna.Penurunan drastis iPhone Air menunjukkan bahwa konsumen dan pasar bekas mulai selektif, bukan hanya soal fitur terbaru, tapi juga nilai jangka panjang.
Faktor seperti ketersediaan suku cadang, daya tahan baterai, karakteristik fisik ponsel, dan nilai tukar-tambah jadi aspek penting. Bagi produsen smartphone lain dan pelaku pasar bekas, hal ini bisa menjadi pelajaran bahwa inovasi desain, seperti membuat ponsel ultra tipis, tidak selalu berbanding lurus dengan nilai jual kembali.
Pembeli modern juga dinilai pengamat lebih menghargai pragmatisme dari performa, daya tahan, dan kesinambungan nilai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News