"Kami bisa mengubah cara kami bekerja dan membuat bisnis ini menjadi sangat menguntungkan, tapi ini akan mengorbankan pertumbuhan dan inovasi," kata Khosrowshahi.
Dia berkata, komitmen Uber di negara-negara berkembang membuat mereka merugi. Dia merasa hal itu sebagai "investasi yang tidak wajib" tapi dia menganggap itu adalah "hal yang benar". Dia mengklaim, Uber tidak akan berhenti menanamkan investasi di Asia dalam waktu dekat, lapor TechCrunch.
Pada 2017, pendapatan Uber mencapai USD7,5 miliar (Rp101,7 triliun). Khosrowshahi juga membanggakan, total transaksi di Uber mencapai USD40 miliar (Rp542,6 triliun) dan "pertumbuhan pendapatan 100 persen" yang berarti, pendapatan Uber naik lebih dari dua kali lipat.
Dalam acara tersebut, Khosrowshahi juga membahas tentang kesan buruk Uber di mata masyarakat, walau dia berkeras bahwa Uber memiliki "orang-orang baik" yang berkomitmen untuk mengubah industri transportasi. "Kita pantas untuk menjadi merek yang sama disukainya seperti Amazon dan Google," katanya.
Secara garis besar, dia optimistis tentang mobil otonom dan sempat membahas tentang masa depan ketika biaya kendaraan hanya mencapai USD1 (Rp13,5 ribu) per mil, turun dari USD2,5 (Rp34 ribu) per mil saat ini. Dia berkata, mobil otonom adalah "satu-satunya cara untuk menurunkan harga."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id