Secara harfiah, "My 90 in 35" berarti "Perubahanku dalam 90 hari, yang disajikan dalam video berdurasi 35 detik." Simpel, kan? Tapi di balik kesederhanaan itu, ada cerita dedikasi dan konsistensi yang patut diacungi jempol.
| Baca juga: Di Tengah Tekanan, TikTok Garap Aplikasi Baru Khusus untuk AS |
Angka "90" merujuk pada periode waktu 90 hari, atau sekitar tiga bulan. Ini adalah jangka waktu yang dipilih oleh banyak orang untuk fokus pada tujuan tertentu. Bisa jadi itu program penurunan berat badan, membentuk massa otot, mengubah gaya rambut atau fashion, memperbaiki kondisi kulit, atau bahkan meningkatkan kebiasaan hidup secara keseluruhan.
Periode 90 hari ini dianggap cukup ideal. Tidak terlalu singkat untuk melihat hasil nyata, tetapi juga tidak terlalu panjang sehingga memotivasi orang untuk tetap konsisten dan tidak menyerah di tengah jalan.
Sementara itu, angka "35" mengacu pada durasi video TikTok itu sendiri, yaitu 35 detik. Dalam waktu singkat ini, kreator harus merangkum seluruh perjalanan transformasinya. Biasanya, video ini berupa kompilasi foto atau klip singkat dari "sebelum" dan "sesudah", atau rekaman cuplikan proses yang mereka jalani selama 90 hari penuh dedikasi.
Kenapa tren ini begitu meledak dan jadi viral?
Ada beberapa alasan kuat. Pertama, inspirasi dan motivasi. Melihat orang lain berhasil mencapai perubahan positif yang luar biasa dalam waktu singkat adalah dorongan besar. Ini bisa memicu banyak orang untuk berkata, "Kalau dia bisa, aku juga pasti bisa!"Kedua, format video "sebelum-sesudah" atau time-lapse yang disajikan sangat visual dan menarik. TikTok memang platform yang mengutamakan konten visual yang engaging dan mudah dicerna. Kompilasi perubahan yang dramatis dalam waktu singkat tentu saja sangat memikat perhatian penonton.
Ketiga, tren ini membangun komunitas dan akuntabilitas. Banyak pengguna yang tidak hanya sekadar mengunggah video, tetapi juga saling mendukung, berbagi tips diet atau olahraga, atau bahkan memulai "tantangan 90 hari" bersama. Ini menciptakan ekosistem di mana setiap orang merasa didukung dan memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuannya.
Pada intinya, tren "My 90 in 35" adalah perayaan atas kerja keras dan dedikasi pribadi. Ini adalah bukti nyata bahwa dengan konsistensi dan fokus selama 90 hari, perubahan positif yang signifikan, dalam penampilan, kebiasaan, atau gaya hidup, benar-benar bisa diraih.
Salah satu hal yang bikin video-videonya makin terasa ngebut adalah musik yang menyertainya. Musik dari band-band lawas seperti My Chemical Romance, Paramore, dan Blink-182 masih jadi favorit di TikTok karena auranya yang penuh semangat dan vibe nostalgia.
Tapi lagu-lagu pop bernuansa emosional juga nggak kalah populer. Mereka dipakai untuk memperkuat storytelling, bikin video terasa lebih personal dan menyentuh.
Beberapa lagu yang sering muncul di tren ini antara lain "traitor"-Olivia Rodrigo, "Happier Than Ever" – Billie Eilish, "Angels Like You"-Miley Cyrus. "Just My Luck"–Coco Jones dan "The Call" – Backstreet Boys.
Kebanyakan dari lagu ini punya lirik yang relatable, beat yang kuat, dan nuansa emosional yang cocok buat menggambarkan rasa perjuangan, semangat, atau bahkan kelegaan setelah 90 hari penuh komitmen.
Nggak heran, audio jadi bagian penting dalam tren ini. Bukan cuma soal musik yang enak didengar, tapi juga soal vibe yang bisa membakar semangat dan menyentuh emosi penonton. Karena di TikTok, transformasi itu nggak cuma visual dan soal rasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
