Namun, ponsel Tesla ini masih merupakan misteri, disebut sejumlah pihak sejajar dengan Yeti, Loch Ness, dan peri gigi. Kendati demikian, kemunculan gambar ponsel Tesla ini dinilai memiliki potensi besar.
Mengutip Phone Arena, maket atau mockup ini merupakan karya seni minimalis yang juga menimbulkan kebingungan di kalangan pengguna internet. Sebab desain usungan maket ini dinilai menyerupai ponsel karya Samsung, Apple dan Google, yang dikombinasikan menjadi satu.
Unggahan tersebut menanyakan kesediaan penggemar untuk menerima ponsel ini sebagai hadiah Natal, dan jawaban yang diberikan oleh mayoritas pengguna adalah ya. Kendati demikian, tidak diketahui alasan pasti mereka menerima perangkat ini, baik karena spesifikasi hipotesisnya, atau karena nama Tesla.
Namun hal ini menarik perhatian pengguna internet, dan beberapa hari mereka berharap Musk akan mewujudkan smartphone ini. Sebelumnya, pada bulan September lalu, Elon Musk menyampaikan bahwa ia berencana untuk mengkaji ulang fitur pemblokiran di X.
Beberapa saat setelahnya, X mengonfirmasi tengah mempersiapkan perubahan tersebut. Aplikasi jejaring sosial tersebut secara resmi menggulirkan versi baru dari fitur pemblokiran ini. Dengan fitur versi baru ini, jika pengguna telah memblokir pengguna lain, maka pengguna lain tersebut masih dapat memeriksa unggahan publik pengguna.
Namun di sisi positif, pengguna yang diblokir itu tetap tidak bisa kembali mengikuti, berinteraksi dengan unggahan, atau mengirimkan pesan langsung atau DM. X membela perubahan ini dengan menunjukkan bahwa pengguna sudah dapat mengintip dan berinteraksi dengan akun yang telah memblokir mereka dengan beralih ke akun yang tidak diblokir.
Sementara itu, platform X, sebelumnya Twitter, menghentikan operasional bisnis mereka di Brasil akibat perintah penyensoran yang dikeluarkan oleh hakim di negara tersebut, Alexandre de Moraes. Elon Musk kemudian membandingkan Moraes dengan Voldemort, penjahat utama di seri buku Harry Potter.
Mengutip Phone Arena, X menuduh Moraes secara diam-diam mengancam salah satu perwakilan hukum perusahaannya di Brasil dengan ancaman penjara, jika platform ini tidak mematuhi perintah untuk menghapus konten tertentu.
Raksasa media sosial tersebut juga membagikan gambar dari dokumen yang dikabarkan ditandatangani oleh Moraes, mengindikasikan denda harian sebesar BRL20.000 atau sekitar USD3.650 (Rp56,7 juta) dan peringatan penjara akan diberlakukan untuk perwakilan X Rachel Nova Conceicao, jika platform tidak sepenuhnya mengikuti perintah hakim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News