Discord pertama kali dirilis pada 13 Mei 2015 oleh Jason Citron dan Stan Vishnevskiy melalui perusahaan bernama Hammer & Chisel. Awalnya, aplikasi ini dirancang untuk mempermudah komunikasi pemain gim daring yang membutuhkan koordinasi cepat dan stabil.
Namun, dalam perkembangannya, Discord tidak hanya dipakai komunitas gamer, tetapi juga berkembang menjadi ruang pertemuan virtual berbagai kelompok, mulai dari komunitas belajar, musik, hobi, hingga organisasi politik.
Secara fungsi, Discord menawarkan komunikasi berbasis teks, suara, dan video. Pengguna dapat membuat server, ruang privat yang bisa diisi ribuan anggota, serta membaginya ke dalam channel dengan topik berbeda.
Aplikasi ini juga mendukung fitur berbagi layar (screen sharing), panggilan video kelompok, hingga integrasi bot otomatis yang bisa digunakan untuk menjalankan polling, memberikan informasi, atau mengatur kegiatan komunitas. Fleksibilitas fitur inilah yang membuat Discord menjadi platform populer di kalangan generasi muda.
Fenomena di Nepal menjadi bukti nyata bagaimana Discord kini dipakai di luar fungsinya sebagai sarana hiburan. Ribuan anak muda yang tergabung dalam kelompok bernama Hami Nepal menggunakan server khusus untuk berdiskusi soal masa depan politik negara mereka.
Dari diskusi itu, kemudian digelar pemungutan suara daring guna menentukan calon perdana menteri interim. Hasilnya, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, Sushila Karki, meraih suara terbanyak.
Karki dikenal publik karena kiprahnya dalam memberantas korupsi. Berdasarkan hasil tersebut, ia kemudian ditunjuk sebagai perdana menteri interim, sekaligus mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai Perdana Menteri Nepal.
Meski begitu, penggunaan Discord dalam pemilihan pemimpin menuai kritik. Pakar menilai mekanisme voting daring rawan manipulasi karena minim verifikasi identitas. Siapa pun yang bergabung dengan server berpotensi ikut memilih tanpa jaminan keaslian.
Tetap saja, banyak aktivis muda Nepal menganggap langkah ini sebagai bentuk inovasi politik, sekaligus simbol ketidakpuasan terhadap sistem tradisional yang dianggap tertutup.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Discord bukan sekadar aplikasi komunikasi untuk gamer, melainkan juga ruang demokrasi digital. Dari platform obrolan daring, Discord kini menjelma menjadi alat politik yang mampu mempengaruhi arah masa depan sebuah negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News