Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin menegaskan komitmen mereka untuk menggelar operasi penindakan bersama terhadap pelaku kejahatan digital.
Fake BTS, yang kerap disalahgunakan untuk aksi penipuan dan penyebaran informasi ilegal, serta judi online, yang merugikan ekonomi masyarakat, menjadi fokus utama dalam kerja sama ini.
"Keamanan ruang digital adalah prioritas. Tidak ada toleransi bagi pelaku kejahatan siber yang mengancam ketertiban publik. Kolaborasi erat antara pemerintah dan aparat penegak hukum menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan terpercaya," tutur Meutya Hafid.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menambahkan bahwa kerja sama ini akan diperkuat dengan pemanfaatan teknologi canggih dan peningkatan kapasitas personel, sehingga tindakan hukum terhadap pelanggar dapat dilakukan secara cepat dan efektif.
Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menghadapi tantangan keamanan digital secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan aksi nyata ini, masyarakat diharapkan semakin terlindungi dalam beraktivitas di dunia digital.
Sebelumnya diberitakan bahwa Fake BTS menjadi modus atau metode penipuan online terbaru. Korban akan menerima sebuah SMS dari nomor resmi layanan dari operator seluler dan perusahaan yang berisi tautan atau link.
Fake BTS bekerja dengan cara membajak transmisi jaringan sinyal sehingga bisa menyebarkan SMS berisi tautan atau link palsu dengan nomor yang terdeteksi sebagai nomor resmi seperti operator seluler maupun perbankan.
Korban yang menerima akan dijebak dengan tautan atau link menuju situs palsu yang dibuat terlihat seperti asli. Korban akan diminta memasukan data penting kredensial seperti nomor rekening atau alamat email dan password.
Jadi Fake BTS digunakan penjahat siber untuk mencuri data kredensial korban termasuk kunci akses ke akun penting, terutama rekening bank atau ewallet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News