Program pelatihan kecerdasan artifisial (AI) ini dirancang khusus untuk ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) muda, dengan tujuan membekali mereka dengan keterampilan strategis dan praktis yang esensial untuk mengakselerasi reformasi sektor pelayanan publik berbasis teknologi di Indonesia.
Boni Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komdigi, menegaskan urgensi program ini. "Di era perkembangan teknologi saat ini, kecakapan digital bukan lagi opsi, melainkan keharusan," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dalam upaya mengakselerasi reformasi pelayanan publik, penguatan sumber daya manusia menjadi aspek utama. Oleh karena itu, Komdigi menggandeng para ahli seperti Indosat untuk memastikan ASN memiliki kompetensi teknologi terkini.
Senada dengan Boni Pudjianto, Alfreno Kautsar Ramadhan, Staf Khusus Menteri Komdigi, menyoroti peran krusial ASN muda.
"Sebagai bagian dari pemerintahan, kita punya peran yang sangat penting. Kita harus bisa beradaptasi, berinovasi, dan bahkan menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan teknologi ini. Dan di sinilah peran kita, para ASN muda, sangat dibutuhkan. Kita adalah generasi yang akan memimpin birokrasi di era digital," tegas Alfreno.
Kebutuhan akan penguasaan AI dan Big Data ini sejalan dengan arah pembangunan nasional yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Transformasi digital pemerintahan, termasuk implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), menempatkan AI dan Big Data sebagai pilar utama menuju terwujudnya smart government. Penerapan teknologi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perumusan strategi, pengukuran kinerja berbasis Indikator Kinerja Utama (IKU), hingga compliance check terhadap standar pelayanan publik.
Tren global juga memperkuat urgensi serupa. Hasil survei PwC pada tahun 2024 menunjukkan bahwa 76% pekerja di Indonesia percaya AI generatif akan meningkatkan efisiensi kerja dalam 12 bulan ke depan, dan lebih dari 50% melihatnya sebagai peluang untuk memperoleh keterampilan baru.
Fakta ini semakin mempertegas pentingnya pengembangan kompetensi ASN agar semakin adaptif dalam menghadirkan layanan publik yang cepat, transparan, dan berkualitas.
Reski Damayanti, Chief Legal and Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, menyatakan dukungan penuh perusahaannya. "Indosat Ooredoo Hutchison mendukung penuh inisiatif Komdigi dalam membekali ASN dengan kecakapan AI. Kesiapan aparatur negara dalam memanfaatkan teknologi ini akan menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta transformasi digital global," ujar Reski.
Pelatihan ini mencakup berbagai materi, mulai dari pengenalan konsep dasar AI, panduan prompt engineering, hingga strategi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Modul pembelajaran disampaikan langsung oleh para pakar dari mitra global Indosat, seperti Google dan McKinsey. Agenda ini juga menekankan pentingnya etika dan tata kelola AI untuk mendukung akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan.
"Sebagai bagian dari tujuan besar memberdayakan Indonesia, Indosat Ooredoo Hutchison siap menjadi mitra pemerintah dalam menyiapkan ASN unggul dan siap AI, demi pelayanan publik yang adaptif dan berkualitas," tutup Reski.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id