Menurut proyeksi dari International Energy Agency (IEA), konsumsi listrik global dari data center diperkirakan akan melonjak lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030, mencapai sekitar 945 terawatt-jam (TWh).
Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh kebutuhan daya yang sangat besar dari data center yang dirancang khusus untuk AI, yang diperkirakan menggunakan listrik empat kali lebih banyak dibandingkan data center konvensional.
Menyadari tantangan ini, Schneider Electric menghadirkan serangkaian solusi inovatif yang memungkinkan operator data center untuk membangun infrastruktur AI-ready dengan cepat, efisien, dan terukur, tanpa mengorbankan aspek keberlanjutan.
Solusi ini mencakup sistem kelistrikan berdensitas tinggi, teknologi liquid cooling canggih, serta perangkat lunak berbasis kecerdasan energi untuk mengoptimalkan kinerja operasional secara berkelanjutan.
Salah satu solusi unggulan yang ditawarkan adalah Galaxy VXL, sebuah sistem catu daya tak terputus (UPS) yang ringkas dan berdensitas tinggi. Dirancang khusus untuk mendukung beban kerja AI dan beban kerja berskala besar, Galaxy VXL mampu menghasilkan hingga 1,25MW per frame dan dapat ditingkatkan hingga 5 MW secara paralel. Sistem ini menawarkan efisiensi ruang hingga 52% lebih baik dibandingkan sistem konvensional, memungkinkan pelanggan untuk memaksimalkan konsumsi daya dan pemanfaatan ruang.
Untuk mengatasi peningkatan kebutuhan densitas rak server, Schneider Electric juga telah memperkuat portofolio solusi liquid cooling melalui akuisisi Motivair Corporation. Sebagai pionir dalam teknologi pendinginan langsung ke chip (direct-to-chip cooling), Motivair menghadirkan keahlian dan solusi andal seperti Coolant Distribution Unit (CDU), Rear Door Heat Exchanger (RDHx), dan Heat Dissipation Unit (HDU). Dengan ini, Schneider Electric kini menyediakan sistem manajemen termal end-to-end yang dirancang khusus untuk mendukung lingkungan AI berperforma tinggi.
“Seiring dengan AI yang semakin terintegrasi dalam bisnis dan masyarakat, infrastruktur pendukung AI juga harus berkembang,” ujar Pankaj Sharma, Executive Vice President for Data Centers, Networks & Services, Schneider Electric. “Tujuan kami adalah untuk memastikan implementasi dari infrastruktur AI yang terukur dan berkelanjutan—di mana pun pelanggan kami membutuhkannya.”
Selain itu, Schneider Electric juga meluncurkan desain referensi data center terbaru yang dikembangkan bersama NVIDIA untuk mendukung klaster AI dengan liquid cooling hingga 132 kW per rak. Desain ini dioptimalkan untuk platform NVIDIA GB200 NVL72 dan NVIDIA Blackwell, menawarkan jalur skalabel untuk membangun infrastruktur yang tangguh dan berperforma tinggi guna mendukung beban kerja AI.
Dalam upaya untuk membantu operator data center menghadapi pergeseran menuju era AI, Schneider Electric juga menerbitkan whitepaper terbaru berjudul "Retrofitting Existing Power Systems for AI Clusters (Whitepaper 126)".
Whitepaper ini membahas bagaimana tingginya permintaan daya dari beban AI sering kali melebihi kapasitas desain infrastruktur lama, serta menguraikan strategi praktis untuk menyesuaikan fasilitas yang sudah ada agar mampu menangani peningkatan densitas rak dan lonjakan beban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id