Matteo Sutto, CEO RevoU; Abhineet Kaul, Director of Economics Strategy Access Partnership; Emmanuel Pillai, Head of Training and Certification, ASEAN AWS
Matteo Sutto, CEO RevoU; Abhineet Kaul, Director of Economics Strategy Access Partnership; Emmanuel Pillai, Head of Training and Certification, ASEAN AWS

Pekerja yang Terampil AI Punya Potensi Kenaikan Gaji

Medcom • 08 Maret 2024 16:48
Jakarta: Amazon Web Services merilis penelitian baru yang menunjukkan bahwa ketika pekerja yang memiliki keterampilan di bidang AI diprediksi menerima kenaikan gaji. Kenaikan ini diamati bisa mencapai lebih dari 36%, sementara pekerja di bidang teknologi informasi (53%) serta riset dan pengembangan (49%) akan mendapatkan kenaikan gaji tertinggi.
 
Hal ini mendasari AWS untuk terus memberikan berbagai solusi dan ekosistem yang memungkinkan para pekerja di Indonesia bisa menguasai berbagai bidang yang terikat dengan Artificial Intelligence.
 
Untuk lebih memahami tren penggunaan AI yang muncul dan kebutuhan pelatihan di tempat kerja di kawasan Asia Pasifik, AWS bekerja sama dengan Access Partnership untuk melakukan studi regional yang berjudul “Mengakselerasi Keterampilan AI: Menyiapkan Tenaga Kerja Asia-Pasifik untuk Pekerjaan di Masa Depan.” Di Indonesia sendiri, studi ini melibatkan lebih dari 1.600 pekerja dan 500 perusahaan yang disurvei.

Selain kenaikan gaji, terdapat 98% pekerja di Indonesia mengharapkan bahwa keterampilan AI mereka akan membawa dampak positif terhadap karir mereka, termasuk peningkatan efisiensi kerja, minat untuk berkembang secara intelektual, dan juga mempercepat kariernya.
 
Baca Juga: AWS Bagikan Prediksi AI Makin Tumbuh Pesat di 2024
 
Kemudian, 96% pekerja di Indonesia sudah menunjukkan minat mereka dalam mengembangkan keterampilan AI sebagai cara agar bisa  mempercepat karir, dan minat ini melintasi berbagai generasi.
 
Sebanyak 97% dari Generasi Z, 98% dari Millennial, dan 93% dari Generasi X ingin untuk terampil di bidang AI, sementara 75% dari para baby boomers, yakni kelompok demografi yang identik dengan usia pensiun, mengatakan bahwa mereka akan mendaftar untuk kursus peningkatan keterampilan AI jika ditawarkan.
 
Penelitian juga menunjukkan bahwa imbal hasil produktivitas dari tenaga kerja yang memiliki keterampilan AI bisa sangat besar bagi Indonesia, dan juga memberikan berbagai dampak yang positif bagi perkembangan teknologi, hingga ekonomi negera.
 
Pengusaha yang disurvei mengharapkan produktivitas organisasi mereka meningkat hingga 57% karena teknologi AI mendorong inovasi dan kreativitas (78%), mengotomatiskan tugas-tugas yang repetitif (77%), dan meningkatkan alur kerja dan hasil (74%). Pekerja meyakini bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi mereka hingga 58%.
 

Perusahaan-perusahaan di Indonesia bersiap untuk fokus sepenuhnya terhadap AI

Kecepatan transformasi AI yang terjadi di seluruh Indonesia tergolong pesat. Hampir semua perusahaan(99%) memperkirakan perusahaan mereka akan menjadi organisasi yang didorong oleh AI pada tahun 2028.
 
Sementara itu, sebagian besar perusahaan(98%) percaya bahwa departemen IT mereka akan menjadi pihak yang paling diuntungkan, diprediksi bahwa departemen riset dan pengembangan (97%), operasional bisnis (97%), sales dan pemasaran (96%), keuangan (94%), sumber daya manusia/SDM (91%), dan legal (85%) juga akan mendapatkan manfaat yang signifikan dari AI.
 
“Gelombang AI yang tengah menghampiri kawasan Asia Pasifik, tidak terkecuali Indonesia, mengubah cara bisnis beroperasi dan cara kita bekerja. Penelitian kami menunjukkan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan mendapat manfaat dari peningkatan produktivitas, yang akan berdampak pada peningkatan gaji bagi pekerja terampil,” jelas Abhineet Kaul, Director at Access Partnership. 
 
“Bertambahnya jumlah organisasi yang diperkirakan akan memanfaatkan solusi dan tools AI secara makin mendalam, ditambah terus bergulirnya inovasi yang didorong oleh AI, menciptakan kebutuhan bagi pengusaha maupun pemerintah untuk membina tenaga kerja yang mampu mengarahkan perkembangan AI saat ini dan pada masa depan,” lanjutnya
 
AI Generatif, yakni jenis AI yang dapat menciptakan konten dan gagasan baru dengan cepat, termasuk percakapan, cerita, gambar, video, musik, dan lainnya, telah menarik perhatian masyarakat umum dalam setahun terakhir, dan teknologi ini sudah mulai mengubah tempat kerja di Indonesia. 
 
Sebanyak 98% dari perusahaan dan pekerja yang disurvei memperkirakan akan menggunakan tools AI generatif dalam pekerjaannya selama lima tahun ke depan. 82% perusahaan menyoroti 'peningkatan inovasi dan kreativitas' sebagai manfaat utamanya, diikuti peningkatan kinerja (78%) dan mengotomatisasi pekerjaan-pekerjaan yang bersifat repetitif (70%).
 
Emmanuel Pillai, Head of Training and Certification, AWS ASENA mengatakan bawah AI Generatif akan menjadi sebuah peluang dalam rangka melakukan transofrmasi bisnis seluruh Indonesia. Bahkan, dengan haridnya penelitian ini menjadi sebuah bukti bahwa keterampilan AI merupakan hal yang akan dicari oleh sebagian besar pelaku bisnis di Indonesia, bahkan dunia.
 
“AI generatif menawarkan peluang yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya untuk mentransformasi bisnis di seluruh Indonesia, dan penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan AI sangat penting bagi tenaga kerja masa depan. Dari layanan keuangan hingga konstruksi dan ritel, berbagai industri mengadopsi AI dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa tenaga kerja yang berkecakapan AI sangat penting untuk menciptakan budaya inovasi dan meningkatkan produktivitas di Indonesia,” ujar Emmanuel Pillai.
 
“Di AWS, kami membantu berbagai organisasi, antara lain platform pembelajaran secara daring yang beroperasi di Indonesia, yakni RevoU, untuk meningkatkan keterampilan karyawan dan peserta didik mereka. Mereka memahami betul bahwa AI generatif adalah masa depan.”
 

Menutup kesenjangan keterampilan AI di Indonesia adalah misi yang krusial

Penelitian mengungkap adanya kesenjangan keterampilan AI yang harus diatasi untuk memastikan Indonesia berada pada posisi yang optimal untuk membuka keseluruhan manfaat produktivitas yang ditawarkan AI. Merekrut talenta yang memiliki keterampilan AI merupakan prioritas bagi 96% pengusaha di Indonesia, tetapi 69% di antaranya tidak dapat menemukan talenta AI yang mereka butuhkan.
 
Penelitian juga mengungkap adanya kesenjangan kesadaran pelatihan, di mana 67% dari pengusaha mengindikasikan bahwa mereka tidak tahu cara menjalankan program pelatihan AI untuk tenaga kerjanya. Sementara itu, 54% pekerja mengaku kekurangan pengetahuan tentang program pelatihan AI yang tersedia.
 
Penelitian ini juga menyoroti diperlukannya porsi kerja sama yang lebih besar antara pemerintah, industri, dan tenaga pendidik untuk membantu pengusaha di seluruh Indonesia untuk menerapkan program pelatihan AI dan membimbing pekerja dalam mencocokkan keterampilan AI yang mereka miliki dengan posisi yang tepat guna memaksimalkan kemampuan barunya.
 
“AI generatif adalah topik yang terhangat pada era ini, dan berkat AWS, para siswa kami mendapatkan wawasan dan pelatihan yang tak tertandingi tentang bidang tersebut. Sumber daya dan materi yang mendalam dari AWS tentang subjek yang kompleks ini telah mengubah cara siswa-siswi kami belajar, membuat mereka lebih terampil dan percaya diri dalam area yang terus berkembang ini,” kata Matteo Sutto, CEO RevoU.
 
“Laporan ini sekaligus mengafirmasi kekuatan AI sebagai pendorong transformasi bisnis. Saat bisnis terus memanfaatkan kekuatan AI untuk merevolusi tempat kerja dan teknologi semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari kita, pemerintah memiliki kesempatan untuk mengarahkan kemajuan melalui kebijakan yang cerdas dan progresif yang berdampak positif pada peran yang akan dimainkan AI dalam membentuk masa depan bersama kita,” tutup Jeff Paine, Managing Director, Asia Internet Coalition. (Christopher Louis)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan