Kebijakan itu disebut sebagai Eye Tracking Privacy Notice, memungkinkan Meta untuk memanfaatkan sensor mata dan titik data lain dari headset Quest Pro. Mengutip Times of India, dalam kebijakan barunya, Meta menyebut hal ini ditujukan untuk membantu Meta mempersonalisasi pengalaman pengguna dan meningkatkan Meta Quest.
Tidak disebutkan secara eksplisit, pernyataan Meta dinilai sejumlah pihak mengindikasikan bahwa pihaknya akan memanfaatkan data dari sensor tersebut untuk menyajikan iklan kepada pengguna perangkat tersebut.
Kalimat mempersonalisasi pengalaman pengguna juga dinilai mengindikasikannya merujuk pada iklan bertarget. Peneliti privasi dari ProPrivacy Ray Walsh menjelaskan cara kerja sensor tersebut untuk menyajikan iklan bertarget.
Walsh mencontohkan, jika pengguna menonton iklan selama beberapa detik dan memberikan reaksi raut wajah positif, maka teknologi pelacak di Meta Quest Pro dapat menghimpun data tersebut dan menyajikan lebih banyak iklan serupa.
Meta juga dilaporkan tengah mengembangkan sensor pelacakan di seluruh tubuh yang memungkinkan avatar meniru gerakan pengguna di dunia nyata. Hal ini disebut akan memungkinkan Meta mendapatkan lebih banyak data untuk menayangkan iklan bertarget kepada penggunanya.
Sebelumya, Meta telah memenuhi janjinya untuk menghadirkan dukungan Non-Fungible Token (NFT) di Facebook. Pengguna kini dapat mengunggah benda koleksi digital yang dimiliki di dompet digital mereka di Facebook dan Instagram.
Setelah menghubungkan dompet digital ke salah satu aplikasi, pengguna akan dapat mengakses NFT tersebut baik dari Facebook maupun Instagram. Mengutip Engadget, Meta menghadirkan dukungan NFT ini beberapa pekan setelah memperluas akses ke fungsi NFT Instagram di lebih banyak negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News