Chip itu disebutkan akan menangani kegiatan ringan, seperti memeriksa email dan memasang update, ketika laptop berada dalam keadaan sleep. Saat ini, Apple masih menggantungkan diri pada prosesor utama MacBook untuk menangani tugas-tugas tersebut. Namun, dengan membuat prosesor tenaga rendah, Apple akan dapat mengurangi konsumsi daya.
Menurut The Verge, chip baru ini seharusnya tidak jauh berbeda dari prosesor buatan Apple yang telah digunakan pada MacBook Pro untuk menangani Touch Bar.
Hal ini menunjukkan bahwa keputusan Apple ini -- jika benar -- bukanlah inovasi yang sama sekali baru. Ia tampaknya tidak ditujukan untuk menggantikan prosesor Intel yang kini digunakan di setiap MacBook, setidaknya untuk saat ini.
Bloomberg menyebutkan, chip baru ini mungkin akan pertama kali digunakan pada MacBook Pro baru yang rencananya akan dirilis tahun ini. Ini adalah kabar baik, mengingat salah satu kritik pada MacBook Pro 13 inci dengan Touch Bar adalah baterainya yang boros.
Namun, belum diketahui apakah keberadaan prosesor baru ini memang akan membantu baterai MacBook menjadi lebih awet, terutama untuk orang-orang yang jarang membiarkan laptopnya masuh ke dalam mode sleep. Prosesor ini hanya menguntungkan ketika laptop berada dalam mode sleep.
Dengan prosesor ini, sepertinya, Apple berusaha untuk memperpanjang waktu standby laptop, yang saat ini mereka klaim dapat bertahan hingga 30 hari.
Bloomberg juga menyebutkan, Apple mungkin akan memutuskan untuk tidak menonjolkan keberadaan prosesor baru ini ketika ia telah digunakan pada sebuah produk, mengingat MacBook memang telah memiliki mode daya rendah seperti ini sejak lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id