LG Mobile hanya berhasil mendapatkan untung pada satu kuartal selama dua tahun belakangan, dan keuntungan itu pun jumlahnya tidak besar. Pada Q1 2017, LG Mobile mendapatkan laba sebesar USD3,2 juta (Rp42,6 miliar). Ketika itu merupakan kuartal pertama LG G6 dijual. Divisi mobile LG terakhir kali mendapatkan untung pada Q1 2015.
Pada akhir tahun finansial ini, total penjualan divisi mobile LG mencapai USD10,52 miliar (Rp140 triliun), sedikit turun dari total penjualan pada tahun sebelumnya, yang mencapai USD11,71 miliar (R155,9 triliun), seperti yang disebutkan TechCrunch.

LG menyebutkan, buruknya kondisi keuangan divisi mobile adalah akibat dari "pasar yang menantang dan kompetisi ketat dari merek-merek Tiongkok." Perusahaan-perusahaan yang dimaksud LG adalah Xiaomi, Huawei, Oppo dan Vivo.
Perusahaan-perusahaan asal Tiongkok dikenal karena menawarkan smartphone kelas menengah dengan harga yang menarik. Dengan strategi tersebut, perusahaan-perusahaan asal Tiongkok itu memang sukses memenangkan hati konsumen di pasar Asia. Meskipun begitu, LG berkata, penjualan LG V30 dan satu smartphone premium yang tak disebutkan namanya cukup baik.
Sementara itu, divisi-divisi LG selain mobile justru sangat sukses. Mereka berhasil mendapatkan keuntungan sebesar KRW2,47 triliun (Rp30,8 triliun), yang merupakan laba terbesar yang pernah mereka dapatkan sejak 2009.
LG bisa mencapai hal ini berkat divisi perabot rumah tangga dan divisi TV. Selain itu, pendapatan operasional divisi home entertainment LG juga meroket, naik 134 persen, mencapai KRW383,5 miliar (Rp4,8 triliun).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id