Twitter dilaporkan tengah menguji tag khusus untuk menyorot akun yang terverifikasi via nomor ponsel.
Twitter dilaporkan tengah menguji tag khusus untuk menyorot akun yang terverifikasi via nomor ponsel.

Twitter Uji Tag Khusus untuk Sorot Akun Terverifikasi dengan Nomor Ponsel

Lufthi Anggraeni • 22 Agustus 2022 11:42
Jakarta: Mengesampingkan bot yang dikeluhkan Elon Musk, Twitter telah dikritik sejumlah pihak terkait caranya mengidentifikasi akun dan hal yang dapat dilakukan untuk menunjukan akun yang lebih sah dibandingkan akun lainnya.
 
Kini, teknisi Jane Manchun Wong telah menggali label Twitter yang akan menandai akun dengan verifikasi via nomor ponsel. Wong juga mencatat pengujian fitur lain yang menampilkan jumlah perhitungan untuk tweet, dengan sejumlah pengguna telah memiliki akses ke tweet milik mereka di bawah label Analytics.
 
Namun, Wong menyebut masih belum jelas apabila label ini terbatas untuk penulis atau tersedia untuk semua pengguna. Menautkan akun ke nomor ponsel menjadi salah satu cara untuk menyorot bahwa akun diciptakan dengan lebih banyak usaha dibandingkan dengan makro paling sederhana.

Selain itu, langkah ini dapat digunakan untuk menyaring tweet yang paling menonjol atau membuatnya melalui berbagai tingkat filter kualitas. Twitter juga memungkinkan orang untuk memiliki nomor telepon yang sama terkait dengan hingga sepuluh akun berbeda.
 
Sementara itu, pengembang dapat memberi label pada akun otomatis untuk memberi tahu pengguna lain bahwa setiap unggahan tersebut bukanlah buatan manusia. Akun dengan tanda terverifikasi centang biru telah diharuskan untuk memverifikasi nomor ponsel atau alamat email yang terkait.
 
Saat CEO kala itu, Jack Dorsey, membahas soal rencana untuk memungkinkan verifikasi untuk seluruh pengguna, dia menyebut pengguna yang memverifikasi fakta tentang diri mereka, bisa serupa dengan cara layanan Airbnb dan Tinder menggunakan nomor ponsel sebagai bagian dari proses verifikasi akun.
 
Namun, mendorong pengguna untuk menautkan nomor ponsel ke akun mereka dan menampilkan status tersebut dinilai menghadirkan potensi besar untuk mempersulit penerapan tindakan perlindungan data dari bahaya.
 
Pada tanggal 5 Agustus lalu, Twitter mengumumkan informasi detail terkait insiden yang memungkinkan penyerang untuk menemukan 5,4 juta nama akun terkait dengan nomor ponsel dan alamat email.
 
Oleh akun milik perusahaan, celah privasi yang diperkenalkan dalam update bulan Juni 2021 ini tidak dilaporkan kepada Twitter hingga bulan Januari, dan Twitter tidak menyadari informasi telah dicuri hingga bulan Juli saat laporan media terkait seseorang yang mencoba menjual database beredar.
 
Sementara itu, peretasan pada tahun 2020 memungkinkan penyerang untuk mengirimkan tweet dari akun Jack Dorsey dan Joe Biden terkait Bitcoin hadir setelah penyerang melakukan perubahan teknis sosial pada jalan mereka dengan menggunakan alat internal milik Twitter.
 
Laporan lain yang dirilis Bloomberg mencatat bahwa sejumlah kontraktor telah menggunakan alat Twitter untuk memata-matai akun selebriti, dan pada awal bulan Agustus lalu, mantan pegawai Twitter dihukum atas tuduhan tindakan memata-matai.
 
Mantan pegawai tersebut dilaporkan memanfaatkan posisinya untuk mengakses alamat email, nomor ponsel, dan tanggal lahir pengguna dengan peran penting dalam pemerintahan Arab Saudi. Sedangkan pada bulan Mei, Twitter menyepakati tindak penyelesaian bernilai USD150 juta (Rp2,2 triliun) untuk tuduhan penyalahgunaan nomor ponsel dan alamat email.
 
Twitter didakwa menyalahgunakan nomor ponsel dan alamat email yang dihimpunnya terkait fitur autentikasi dua langkah atau two-factor authentication dalam penargetan iklan di platform jejaring sosialnya, dan dinilai mengindikasikan potensi celah kebocoran untuk data pengguna.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan