Menanggapi hal tersebut, Twitter pun langsung melakukan penangguhan sementara terhadap akun tersebut selama kurang lebih 30 menit sejak tweet pertama dari para peretas tersebut dimuat.
Selain akun Twitter, para pelaku juga menyerang kanal resmi U.S. CENTCOM di YouTube. Penyerang bahkan menggunakan kanal itu untuk menyebarkan tiga video propaganda ISIS.
Tidak berhenti di situ, para peretas sempat menyebarkan sebuah dokumen rahasia militer AS melalui akun Twitter U.S. CENTCOM yang berisi berbagai target militer AS, seperti Korea Utara dan Tiongkok, lengkap dengan lokasi-lokasi penting dan nomor telepon dari pejabat penting di negara tersebut.
Ironisnya, serangan ini terjadi setelah Presiden AS Barrack Obama, mengajukan tiga undang-undang baru yang mengatur tentang perlindungan data warga Amerika Serikat. (Ubergizmo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News