Sebagian besar pengguna smartwatch menggunakan perangkat itu secara terus menerus dan ini berarti smartwatch mengumpulkan data dalam jumlah yang sangat banyak. Data ini merupakan gambaran kesehatan seseorang.
Dalam sebuah studi yang diunggah ke jurnal PLOS Biology, para peneliti Stanford University memberikan Basis B1 atau Basis Peak pada 43 orang peserta. Kemudian, mereka menganalisa data yang dikumpulkan selama satu tahun.
Menurut laporan The Verge, data-data yang dikumpulkan antara lain detak jantung, suhu kulit, dan data tidur. Data-data ini kemudian dianalisa. Para peneliti menemukan bahwa data yang tidak biasa, khususnya detak jantung, memiliki hubungan dengan pilek dan dalam satu kasus, penyakit Lyme.
Selain 43 responden, para peneliti juga mengumpulkan data yang lebih lengkap dari salah satu peserta yang disebut Peserta #1 selama hampir 2 tahun. Para peneliti memerhatikan datanya dan menemukan 4 momen ketika datanya lain dari biasanya, berupa detak jantung dan suhu kulit sedikit naik.
Dalam satu kesempatan, diketahui bahwa sang peserta terkena penyakit Lyme. Sementara dalam kesempatan lain, diketahui bahwa dia mengalami demam atau terkena pilek. Semua penyakit ini terkait peradangan, karena itu, kemungkinan, terjadinya peradangan di tubuh seseorang akan menyebabkan data yang dicatat smartwatch naik.
Para peneliti juga menemukan 3 orang lain yang sempat sakit saat menggunakan smartwatch Basis. Detak jantung dan suhu kulit mereka terlihat naik saat sedang sakit. Dengan data ini, mereka menggunakan software yang dapat memperkirakan kapan seseorang akan sakit.
Dalam eksperimen lain, tim peneliti ini menghitung resistensi insulin dari 20 orang. Mereka menemukan, ada hubungan antara resistensi insulin, indeks massa tubuh dan detak jantung, yang bisa dihitung oleh smartwatch. Hal ini menunjukkan bahwa diabetes dapat menjadi penyakit lain yang bisa diperkirakan memanfaatkan data dari smartwatch.
Para peneliti berharap, data dari smartwatch akan digunakan untuk mendeteksi penyakit. Meski, mereka menyebutkan, tidak tertutup kemungkinan, kesimpulan yang salah ditarik dari data yang terkumpul. Masalah lain yang mungkin muncul adalah terkait privasi pasien.
Namun, jika smartwatch dapat digunakan untuk melakukan memprediksi saat seseorang hendak sakit, ia bisa sangat berguna bagi orang-orang yang memiliki penghasilan rendah atau tempat tinggal di desa atau orang-orang yang kesulitan menemukan waktu untuk ke rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id