"Jumlah pelanggan CDMA Smartfren berkurang setiap bulannya. Karena semakin banyak yang beralih ke layanan 4G LTE," ujar Vice President Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir Syahda Prabowo.
Sebelumnya pada kuartal kedua 2016 sebesar 2,5 juta pelanggan. Peningkatan ini juga dinilai sebagai dampak dari penutupan frekuensi 1900MHz di beberapa wilayah di luar pulau Jawa, yaitu Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Namun, wilayah Medan termasuk ke dalam wilayah pengecualian, sebab Smartfren masih menyediakan layanan jaringan tersebut mengingat masih memiliki banyak peminat dan pengguna.
Munir juga menyebut Smartfren masih membutuhkan waktu beberapa bulan untuk dapat memindahkan pelanggan CDMA ke LTE. Sementara itu, saat ini total jumlah pelanggan layanan Smartfren mencapai 11 juta pelanggan.
Dari 11 juta pelanggan tersebut, sebesar 80 persennya merupakan pelanggan CDMA, dengan jumlah 7,5 juta merupakan pengguna CDMA dan 4G LTE. Sedangkan 4 juta pelanggan merupakan pelanggan yang hanya menikmati layanan 4G LTE Smartfren.
Terkait frekuensi per daerah sebesar 2,3GHz, Smartfren mengaku tertarik mengikuti lelang frekuensi tersebut. Namun, Munir menyebut, Smartfren juga akan mempelajari kebutuhan masyarakat tersebut terlebih dahulu, kemudian mempelajari peluang yang ditawarkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News