Facebook dituduh gagal menginformasikan soal misinformasi perubahan iklim.
Facebook dituduh gagal menginformasikan soal misinformasi perubahan iklim.

Facebook Dituduh Gagal Cegah Misinformasi Perubahan Iklim

Lufthi Anggraeni • 21 Februari 2022 16:05
Jakarta: Facebook menjadi subyek dari dua keluhan Security and Exchange Commission (SEC) baru yang didaftarkan oleh Whistleblower Aid, lembaga non profit yang mewakili pelapor Facebook, Frances Haugen.
 
Mengutip The Verge, keluhan ini menuduh Facebook, kini Meta, menyesatkan investor soal upayanya untuk menangani misinformasi terkait perubahan iklim dan Covid-19. Keluhan pertama menuduh adanya informasi salah soal perubahan iklim di Facebook, membuat klaim Facebook bahwa mereka memerangi penolakan iklim adalah informasi salah.
 
Keluhan ini juga menyampaikan dokumen internal berisi informasi mendetail terkait pengalaman pegawai dengan kebohongan soal iklim di platform Facebook. Salah satu pegawai melaporkan pencarian untuk perubahan iklim di tab Watch dan menemukan video yang mempromosikan informasi salah soal iklim muncul di hasil pencarian kedua.

Video tersebut dilaporkan telah ditonton sebanyak 6,6 juta kali. Sedangkan pegawai lain diperkirakan telah mendorong perusahaan untuk menghapus misinformasi iklim ini, namun hanya dilabeli sebagai unggahan dengan potensi kebohongan.
 
Selain itu, keluhan ini juga menyebutkan soal Climate Science Information Center Facebook, hub untuk informasi terkait perubahan iklim kredibel yang diluncurkan platform ini pada tahun 2020 lalu.
 
Keluhan ini mengacu pada catatan internal yang mengklaim kesadaran pengguna terkait hub ini sangat rendah, mengindikasikan bahwa hub ini tidak berhasil mencapai targetnya. Pada tahun 2021 lalu, Meta berupaya untuk memperkuat Climate Science Information Center dengan menambahkan kuis, video, dan fakta.
 
Studi yang dilakukan beberapa bulan setelahnya menemukan bahwa perubahan iklim telah lebih tersebar di platform tersebut. Sementara itu keluhan kedua menuduh janji Facebook untuk memerangi misinformasi Covid-19 tidak selaras dengan tindakannya.
 
Keluhan ini melampirkan dokumen internal menampilkan peningkatan sebesar 20 persen terkait misinformasi pada bulan April 2020, serta catatan pada bulan Mei 2020 yang menunjukan kehadiran ratusan grup anti karantina.
 
Pada bulan Juli lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menuduh Facebook dan platform sosial lain ‘membunuh masyarakat’ dengan misinformasi terkait Covid-19 dan vaksinnya. Hal ini mendapatkan tanggapan dari Meta.
 
Perwakilan Meta Drew Pusateri menyebut bahwa pihaknya telah mengarahkan lebih dari dua miliar orang untuk mengkaji informasi kesehatan publik yang beredar dan menghapus klaim salah terkait vaksin, teori konspirasi dan misinformasi.
 
Pusateri menegaskan tidak ada satu solusi yang sesuai untuk semua masalah, termasuk untuk menghentikan penyebaran misinformasi. Namun Pusateri menegaskan Meta berkomitmen untuk membentuk alat dan kebijakan baru guna memerangi penyebaran misinformasi tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan