Perkenalan kali ini fokus pada seri laptop yang hadir dalam beberapa varian. P Series merupakan rumpun prosesor terbaru yang menghadirkan performa mumpuni tetapi mampu menyulap laptop tetap tipis, ringan, dan tentunya irit baterai.
Satu hal lainnya yang diumumkan Intel dalam acara yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu adalah platform Intel Evo yang tak terasa telah masuk seri ketiga.
Jika Anda belum mengetahuinya, Intel Evo merupakan pengembangan dari Project Athena, sebuah standar khusus yang mengajak produsen laptop dalam menciptakan laptop mumpuni dengan beberapa kriteria khusus.
Intel Evo dirancang sebagai standar yang mampu menciptakan laptop ringan dan tipis, tetapi tetap bisa menghadirkan performa mumpuni. Performa yang tinggi ini juga dibarengi dengan manajemen daya yang bagus. Memasuki level baru, Intel Evo kini menyediakan sejumlah fitur yang dapat menunjang produktivitas kerja hybrid saat ini.
“Hal yang paling utama adalah intelligent collaboration, bagaimana kami menciptakan perangkat yang memastikan kolaborasi antar individu tanpa kompromi,” kata Cekiel Danielson, Asia Consumer Sales Director Intel kepada Medcom.id. Beberapa fitur terbaru dari Intel Evo adalah background noise suppression dan kamera Full HD.
Kedua fitur tersebut dirancang untuk pengguna yang sudah terbiasa kerja jarak jauh atau hybrid. Ini menuntut mereka untuk melakukan komunikasi online memanfaatkan sejumlah aplikasi populer.
Fitur background noise suppression memastikan tidak ada suara selain vokal dari pengguna masuk ke dalam telekonferensi, sedangkan kamera Full HD untuk menampilkan gambar yang jernih dari pengguna.
Fitur-fitur lainnya yang ditekankan adalah respon cepat saat laptop diminta menyala dari keadaan standby. Pengisian daya juga memaksimalkan port USB-C yang agar baterai terisi lebih cepat. Baterainya sendiri minimal harus punya daya tahan 9 jam.
Laptop tipis, kencang, dan ringan, biasanya ditebus dengan harga yang tidak murah. Indonesia sendiri merupakan pasar laptop yang cukup besar menurut Intel, dengan mayoritas konsumen berada di segmen harga yang lebih terjangkau.
Danielson menjelaskan bahwa konsumen Indonesia sebelumnya membeli laptop yang menggunakan prosesor Celeron, kini mulai tertarik untuk memiliki laptop yang menggunakan prosesor Core i3 atau Core i5. Apakah Intel Evo akan menjangkau segmen yang lebih murah? Ia menjelaskan tidak dalam waktu dekat.
“Jika melihat spesifikasinya, Intel Evo punya tujuan tidak mengorbankan kualitas. Bisa dibilang ini merupakan terbaik dari yang terbaik. Mereka yang mau laptop ini umumnya merupakan go getter dan punya mobilitas tinggi,” kata Danielson.
Terlepas dari hal itu, Indonesia tetap akan menjadi fokus Intel dalam menghadirkan jajaran laptop berkualitas, bekerja sama dengan sejumlah produsen. Menurut Intel, Lebih dari 80 persen konsumen Indonesia menggunakan PC 6-8 kali per minggu.
Penggunaan per harinya bisa sekitar 6 jam. Ini membuktikan bahwa konsumen semakin melek akan pentingnya perangkat yang bisa menunjang beragam skenario produktivitas. Dalam konteks ini, PC dan laptop.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id