Di program edukasi awal tahun ini Superlative SS menggelar acara pre-opening Superlative Gallery sekaligus sosialisasi dengan seniman lokal Bali yang berlangsung di Jimbaran Hub. Mereka sendiri memang sedang menyiapkan galeri NFT pertama di kawasan Legian, Bali.
Pada acara tersebut hadir keempat pendiri Superlative SS yaitu Prasetyo Budiman, Moh. Arif Wijaksana, Adam Adha, dan Faatih Rifqi Muqaffi saling berbagi informasi seputar dunia NFT, membagikan beberapa pencapaian platform mereka.
“Superlative SS dibangun April tahun lalu, dan mulai aktif pada Juni 2021. Terus terang, saya tidak menyangka akan sampai pada tahapan ini,” ungkap Prasetyo. Arif yang juga merupakan ilustrator berbagi cerita mengenai benefit dari NFT bagi seniman maupun pekerja seni.
“Sebagai seorang ilustrator, Superlative SS memberikan saya kesempatan agar karya yang saya buat lebih dikenal, dihargai, dan diapresiasi oleh banyak orang, bahkan sampai ke penjuru dunia. Terus terang, ini mengubah hidup saya,” jelasnya.
Arif ingin mengajak setiap seniman dan juga pekerja seni di industri kreatif untuk lebih mengenal NFT, serta memiliki kesempatan yang sama dan mengambil peluang tersebut untuk unjuk gigi memperkenalkan karya seni mereka lebih luas secara tidak terbatas, hingga ke mancanegara.
Soal pencapaian platform ini, Superlative SS mengklaim berhasil menjual 11.110 avatar karya seni koleksi pertamanya, yang ludes hanya dalam kurun waktu dua menit.
Harga per gambar NFT yang dijual Superlative SS di sejumlah platform blockchain menembus angka 0,24 ETH atau sekitar hampir USD1.000 per gambarnya.
“Superlative SS juga memiliki roadmap CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial kami kepada sesama. Hingga saat ini, kami sudah menyalurkan lebih dari 65.000 meals, melalui WFP (World Food Program) di sekitar wilayah Afrika,” ujar Prasetyo.
“Keseluruhannya, jumlah donasi yang terkumpul mencapai Rp770 juta. Kami berharap program ini dapat terus kami lakukan kedepannya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News