CEO Supabase Paul Copplestone (tengah)
CEO Supabase Paul Copplestone (tengah)

AWS re:Invent 2025

Supabase Perkuat Infrastruktur untuk Dukung Vibe Coding dan UKM

Surya Perkasa • 04 Desember 2025 11:12
Las Vegas: Beragam AI dan teknologi baru hadir memperkuat ekosistem vibe coding, dimana membuat pengembang fokus pada kreativitas. Supabase, platform pengembangan berbasis Postgres, menjadi salah satu startup yang digerek tren vibe coding ini.
 
Supabase menjadi kekuatan besar yang telah melayani lebih dari 5 juta pengembang dan meluncurkan 10 juta database di seluruh dunia. Supabase mengumumkan serangkaian inovasi yang dirancang untuk mempercepat kerja pengembang di ajang AWS re:Invent 2025.
 
Inovasi tersebut ialah Supabase ETL, Analytics Buckets, dan Vector Buckets. Ketiganya dibangun di atas infrastruktur Amazon S3 untuk menghilangkan hambatan teknis saat pengembangan aplikasi.

CEO sekaligus Co-founder Supabase, Paul Copplestone, menyebut pengembang dulu harus mengelola banyak layanan terpisah. Mulai dari database, autentikasi, hingga penyimpanan file memiliki  sistem tersendiri.
 
Dia mencontohkan usaha kecil menengah (UKM) seperti retailer yang ingin menganalisis data website, aplikasi, dan toko fisik. Mereka harus mengumpulkan dan menyusun data dari berbagai sistem. 
 
"Bersama AWS, kami mengubah seluruh proses ini menjadi sesederhana mencentang satu kotak," kata Copplestone, Las Vegas, Rabu, 3 Desember 2025.
 
Supabase mengokohkan keberadaanya untuk menjadi fondasi pilihan bagi banyak startup baru. Lebih dari 60 persen dari setiap batch Y Combinator membangun produk mereka di atas Supabase. 
 
Tren vibe coding ini dapat dilihat dari meledaknya jumlah pengguna Supabase. Pada kuartal III 2025 saja, jumlah project baru pengguna Supabase mengalahkan jumlah pengguna empat tahun pertama.
 
Kemudahan pengembangan database dengan kehadiran vibe coding ini membuat digitalisasi tak hanya bisa dilakukan usaha atau bisnis bermodal besar. Apalagi, Supabase merupakan platform database open-source yang mudah diakses.
 
Kehadiran inovasi yang diluncurkan Supabase ini memungkinkan pengembang dan bisnis modern beroperasi dengan cara yang terintegrasi. Pertama, PostgreSQL yang menjadi database transaksional inti untuk operasi bisnis langsung. Misalnya untuk pemrosesan pesanan.
 
Kemudian, Supabase Analytics Buckets yang berbasis Apache Iceberg untuk menganalisis rekam dan tugas intelijen bisnis. Kemudian, Supabase Vector Buckets yangg menyematkan AI untuk pencarian semantik dan rekomendasi pintar. 
 
Misalnya, saat pengguna mencari "gaun musim panas" dapat menemukan item terkait seperti "sundress", berkat pemahaman konseptual vector search. Ketiga lapisan data ini disinkronkan hampir secara real-time. Pengaplikasian database dengan agen AI memudahkan pebisnis mengatur data lewat satu sistem antarmuka.
 
"Setiap bisnis modern adalah bisnis data. Dengan menyatukan skala dan keandalan S3 dengan platform terintegrasi Supabase, kami mempermudah pengembang berpindah dari eksperimen AI ke aplikasi dalam produksi," tegas Wakil Presiden Teknologi AWS Mai-Lan Tomsen Bukovec.
 
Dengan inovasi ini, Supabase dan AWS tidak hanya memperkuat fondasi "vibe coding". Tetapi membuka jalan bagi gelombang kelahiran sistem data digital yang lebih aplikatif bagi bisnis.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan