Ini merupakan bagian dari kolaborasi strategis dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Hadirnya BDDC JST1 dan IIX–JK2, merupakan bagian dari komitmen BDDC untuk mendukung upaya Pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan digital nasional melalui layanan onshore data center.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Budi Arie Setiadi menjelaskan industri data center terus berkembang pesat secara global seiring meningkatnya perkembangan teknologi digital.
“Harapannya dengan peresmian BDDC JST 1 ini dapat memacu pertumbuhan industri data center nasional serta meningkatkan daya saing sektor digital Indonesia, dan mendukung percepatan transformasi digital. Dalam hal ini artinya BDDC berkontribusi dalam penguatan dan pengadaan infrastruktur digital di Indonesia khususnya industri data center,” ujarnya dalam acara Grand Opening BDDC JST1 di Jakarta 9 Oktober 2024.
Budi juga menyoroti terkait pemusatan data center dalam negeri di mana data yang berada di server luar negeri dapat disimpan di data center di Indonesia. “Ini perlu kita tanyakan industri, kalau industri setuju semua data yang beroperasi di Indonesia harus disimpan di data center di Indonesia, pemerintah harus mendengarkan itu,” katanya.
Budi mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika berkomitmen untuk mendukung tumbuhnya ekosistem data center dan mendorong penguatan data center dalam negeri sebagai bentuk kesiapan infrastruktur digital di Indonesia.
Pasar data center global diprediksi akan bertumbuh hingga 52.010 MW di tahun 2028. Tren pertumbuhan ini juga terjadi di Asia Tenggara dengan ukuran pasar data center diproyeksikan mencapai 2.733 MW di tahun 2028. Sementara di Indonesia, pasar data center tumbuh mencapai USD 3,37 miliar dan dari sisi investasi mencapai USD 634 juta pada 2024.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif mengatakan pertumbuhan industri yang pesat dan adanya fokus pada perlindungan data memerlukan IIX yang lebih andal dengan skalabilitas yang semakin tinggi. Saat ini dengan puncak trafik yang telah mencapai lebih dari 13Tbps, APJII tengah fokus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur yang menjadi tulang punggung ISP Indonesia, yakni berkolaborasi dengan BDDC JST1 membangun IIX–JK2.
“IIX-JK2 dirancang untuk memberikan dukungan penuh terhadap pertumbuhan penyelenggara jasa internet indonesia (ISP) serta memperkuat lalu lintas data pada Indonesia Internet Exchange. Kehadiran IIX–JK2 akan menghubungkan lebih banyak ISP dan juga partisipasi data center lainnya, sehingga peningkatan penetrasi dan kualitas internet di Tanah Air dapat dilakukan dengan lebih cepat,” kata Arif.
Adapun interconnectivity partner yang menjadi pelopor dalam kolaborasi APJII dengan BDDC JST1 yaitu Conversant, JLM, TBG, Siapnet, Weave, DC Connect, dan Moratel. Arif mengatakan APJII memilih BDDC JST1 sebagai penempatan IIX–JK2 karena masing – masing pihak memiliki komitmen yang sama dalam mendorong kesiapan infrastruktur digital di Tanah Air.
“Hadirnya IIX-JK2 di BDDC JST1 merupakan kolaborasi strategis industri dalam perannya masing – masing. APJII berperan dalam menyiapkan infrastruktur konektivitas dan titik kumpul, dan BDDC menyiapkan data center yang unggul dan berkualitas tinggi,” katanya.
Presiden Komisaris BDDC, Setyanto Hantoro menjelaskan lokasi data center menjadi semakin krusial, seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap layanan penyimpanan dan pengelolaan data. Penempatan data yang bersifat sensitif, seperti data pribadi, di server luar negeri berpotensi meningkatkan risiko kebocoran.
“Inilah mengapa keberadaan pusat data dalam negeri menjadi sangat penting. Inisiatif BBDC membangun kolaborasi dengan APJII dengan menjadikan JST1 sebagai IIX-JK2 untuk mendukung perkembangan infrastruktur dalam hal onshoring data center dan menjadi bagian dari upaya untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan data sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang berlaku Oktober tahun ini,” jelasnya.
Dari kacamata industri, keberadaan data center di dalam negeri juga memberikan kontrol yang lebih besar bagi perusahaan atas data yang mereka kelola. Industri yang mengandalkan pemrosesan data dari semua sektor, membutuhkan jaminan bahwa data mereka tersimpan di lingkungan yang aman, berteknologi canggih, serta mematuhi standar keamanan global.
Presiden Direktur BDDC Angelo Syailendra mengungkapkan BDDC melihat urgensi dari optimalisasi data center yang ada di Indonesia yang saat ini membutuhkan kapasitas yang lebih besar, dengan tingkat keamanan yang tinggi untuk perlindungan data. APJII IIX-JK1 memiliki keterbatasan untuk mendukung pertumbuhan industri digital yang sangat cepat.
“BDDC JST1 sebagai APJII IIX-JK2 akan semakin memperkuat posisi BDDC sebagai pemain kunci dalam ekosistem digital Indonesia dan siap berkontribusi lebih besar dalam memfasilitasi lalu lintas data sesuai kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, serta mendorong efisiensi pertukaran data antar penyedia layanan internet dan layanan digital di seluruh Indonesia,” ungkap Angelo.
Saat ini, BDDC memiliki area data hall seluas 2.000 meter persegi dengan dua modul data center di dua lokasi yakni JST1 (Jakarta Selatan Timur) dan JBT1 (Jakarta Barat Tangerang) yang berada di pusat kota Jakarta dengan mengusung interconnectivity, scalability, reliability, dan sustainability. Ke depan, BDDC berencana memperluas area data hall hingga 20.000 meter persegi dengan lima modul data centre serta kapasitas lebih dari 9.000 rak dan 62 megawatt.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News