Foto: RSA Conference 2025
Foto: RSA Conference 2025

AI dan Masa Depan Keamanan Siber

Mohamad Mamduh • 02 Juni 2025 14:14
Jakarta: Dalam era digital yang terus berubah dengan kecepatan tinggi, kecerdasan buatan (AI) memiliki dampak yang besar pada berbagai sektor, termasuk keamanan siber.
 
Di RSA Conference 2025, Check Point CEO Nadav Zafrir memimpin diskusi panel tingkat tinggi dengan para pemimpin keamanan dari AWS, NVIDIA, Wiz, dan Check Point untuk membahas peran Agentic AI—sistem otonom yang mampu bertindak secara mandiri—dalam keamanan siber. Diskusi ini menyoroti potensi Agentic AI sebagai pembela yang kuat dan ancaman potensial dalam lanskap keamanan yang kompleks.
 
Serangan siber kini terjadi dengan kecepatan mesin dan melintasi lingkungan hybrid, sehingga risiko bagi bisnis semakin tinggi. Panel ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana perusahaan harus mempersiapkan diri menghadapi lanskap ancaman real-time, memikirkan kembali strategi patching, dan merancang observabilitas, tata kelola, dan kecepatan di masa depan yang didukung oleh AI.

Salah satu poin utama yang dibahas adalah potensi Agentic AI dalam memberikan pengetahuan dasar. Dengan AI, informasi tentang serangan yang terdeteksi dapat dibagikan secara global dengan cepat, memungkinkan pencegahan otomatis di seluruh dunia. Ini menjanjikan dunia di mana para pembela berkolaborasi dengan kecepatan mesin untuk menghentikan ancaman yang muncul sebelum menyebar.
 
Panelis juga menekankan pentingnya tata kelola dan observabilitas yang kuat untuk memastikan AI digunakan secara bertanggung jawab dan efektif. Seperti yang dikatakan Daniel Rohrer dari NVIDIA, "Untuk agen yang sepenuhnya otonom, kita akan membutuhkan lebih banyak observabilitas dan batasan. Intervensi manusia atau intervensi agen AI akan diperlukan untuk mengelola risiko."
 
Selain itu, panelis mengakui bahwa meskipun ada kemajuan dalam AI dan alat keamanan, musuh masih menggunakan titik masuk yang sama seperti phishing dan kredensial yang dikompromikan. Namun, AI dapat membantu mendeteksi dan mencegah ancaman ini dengan lebih efektif.
 
Seperti yang dikatakan Ami Luttwak dari Wiz, "Ada serangkaian serangan di dunia yang dikenal, dan AI memiliki potensi untuk sepenuhnya menghilangkan ancaman ini, yang menyumbang sebagian besar serangan."
 
Diskusi juga membahas kompleksitas lingkungan keamanan modern, dengan cloud computing, arsitektur hybrid, perangkat edge, dan sistem on-premise tradisional. Nataly Kremer dari Check Point menekankan bahwa tim keamanan perlu mengembangkan alat dan pemikiran mereka untuk memperhitungkan perbedaan ini dan memastikan perlindungan yang konsisten di setiap lapisan digital.
 
Secara keseluruhan, panel sepakat tentang perlunya standar industri dan kolaborasi yang kuat untuk memastikan kemajuan keamanan berbasis AI diimplementasikan dengan aman dan efektif. Dengan lanskap yang berubah secara dramatis, kolaborasi dan standar bersama adalah kunci untuk membangun masa depan AI yang lebih aman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan