Saya memang tidak diberi waktu banyak untuk menjajal laptop gaming ini, yaitu hanya tiga hari. Selama itu, saya mencoba menjajal laptop gaming super ringkas tersebut dalam berbagai skenario, mulai dari sekadar bermain game, hingga bekerja sembari "lesehan".
Perbandingan besar ROG Zephyrus, kartu grafis ASUS GTX 1080 Ti, dan sebuah ponsel
Hasilnya, saya sangat suka dengan ROG Zephyrus. Tidak hanya bentuknya yang sangat ringkas, di luar dugaan ROG Zephyrus juga tergolong ergonomis padahal posisi keyboard dan bentuk touchpad-nya sangat berbeda dari kebanyakan laptop yang ada di pasar.
Keyboard ROG Zephyrus ditempatkan di sisi bawah bodi utamanya, sehingga membuat lengan Anda harus mundur sedikit untuk mengetik. Hal tersebut bukan masalah karena saya sendiri sudah terbiasanya menggunakan keyboard mekanis di PC desktop dan nunasa penggunaannya sangat mirip.
Perbandingan ketebalan ASUS ROG Zephyrus (kiri) dan ponsel pribadi saya (kanan)
Yang harus saya sesuaikan adalah ketika menggunakan ROG Zephyrus dalam posisi tertentu. Mengetik sambil lesehan misalnya, dan saya merasa kurang nyaman ketika tangan diposisikan terlalu ke belakang. Solusinya adalah memposisikan laptop ini lebih ke depan. Namun, ada saat hal tersebut tidak bisa dilakukan, contohnya adalah ketika duduk di ruang yang sangat terbatas seperti di kursi bus ekonomi.
Sementara touchpad-nya tergolong sangat nyaman digunakan. Hanya saja karena orientasinya berbeda, saya juga harus menyesuaikan diri ketika menggunakannya. Meski demikian, saya tidak menemukan masalah saat menggunakan touchpad tersebut. Bahkan saya suka dengan posisi telapak tangan menggenggam ujung bodi laptop dan menggunakan touchpad tersebut layaknya di Steam Controller.
Bagian bawah Zephyrus bisa terbuka untuk aliran udara lebih lancar
ROG Zephyrus juga sangat unik. Bagian bawah laptop ini akan terbuka ketika layarnya ditegakkan. Hal tersebut sengaja dilakukan agar udara bisa masuk ke dalam kompartemen laptop secara lebih lancar. Sistem ini juga yang membuat ROG Zephyrus tetap bisa bekerja dengan suhu yang stabil dan tidak bising.
Harus diakui bahwa ROG Zephyrus juga tidak terlalu senyap, terutama ketika diajak bermain game berat seperti The Division atau Ghost Recon Wildlands. Meski demikian, suara bisingnya masih sangat bisa ditolerir dan tidak separah laptop ROG lain yang menggunakan GTX 1080 atau 1070.
Touchpad Zephyrus bisa berubah menjadi numpad
Soal performa, saya belum bisa berbicara banyak karena memang waktu menjajal laptop ini yang sangat terbatas. Saya akan membeberkannya dalam artikel ulasan ROG Zephyrus mendatang. Yang jelas, performa ROG Zephyrus tidak sembarangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News