Merek Nokia juga dilaporkan mulai menemukan revelansinya dengan kehidupan dan keinginan masyarakat. Hal ini ditandai oleh penjualan unit smartphone sebanyak 4,4 juta selama kuartal empat tahun 2017, mengungguli HTC, OnePlus, Google, Sony dan Lenovo di periode yang sama.
Nokia dinilai tidak harus menjual mereknya kepada perusahaan lain jika pada tahun 2011, CEO Nokia Stephen Elop lebih memilih untuk menghadirkan perangkat baru Nokia dengan sistem operasi Android dan bukan Windows Phone. Namun Elop mengaku tidak pernah menyesali keputusannya tersebut.
Pada tahun 2013, Nokia mengumumkan penjualan bisnis perangkatnya kepada Microsoft senilai USD7,2 miliar (Rp101,4 triliun). Kesepakatan antara kedua perusahaan teknologi ini termasuk klausul non-persaingan, mencegah nama Nokia digunakan pada smartphone hingga akhir 2016.
Pada Mei 2016, HMD Global memperoleh izin menggunakan nama Nokia, yang melahirkan era baru. Kini, HMD Global mengumumkan telah menghimpun dana sebesar USD100 juta USD100 juta (Rp1,4 triliun) untuk meningkatkan pertumbuhan dari kebangkitan merek Nokia.
Pada tahun lalu, HMD Global menjual sebanyak 70 juta perangkat bermerek Nokia, dengan penjualan bernilai USD2,1 miliar (Rp29,5 triliun). Pada tahun 2017, Nokia menjadi merek ponsel feature dengan penjualan tertinggi dan menduduki peringkat 11 pada daftar smartphone dengan penjualan terbaik menurut Counterpoint Research.
Pada tahun ini, HMD Global menyebut berencana untuk menggandakan saluran penjualan di sejumlah wilayah, sembari memperluas lini smartphone Nokia. HMD Global turut menyebut rencananya ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Di antara sejumlah investor baru yang mendukung rencana HMD Global ini termasuk anak perusahaan Foxconn yaitu FIH Mobile, merupakan perusahaan yang merakit ponsel Nokia. Investor baru HMD Global adalah DMJ Asia Investment Opportunity.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News