Country Manager Amazon Web Services (AWS) untuk Indonesia, Anthony Amni
Country Manager Amazon Web Services (AWS) untuk Indonesia, Anthony Amni

AWS re:Invent 2025

AWS: Saatnya Indonesia Punya Large Language Model Sendiri

Surya Perkasa • 04 Desember 2025 11:08
Las Vegas: Country Manager Amazon Web Services (AWS) untuk Indonesia, Anthony Amni, menyatakan adopsi AI di Indonesia masih berjalan realistis. Investasi kecerdasan buatan di Indonesia tidak mengikuti tren global yang dikhawatirkan investor justru menciptakan AI bubble.
 
"Di Indonesia, investasi yang dilakukan pelanggan kami dalam membangun use case AI adalah yang menyentuh masalah dunia nyata. Semua use case yang dikembangkan memang membumi, jelas, dan bukan yang masif namun kosong," ujar Anthony di sela ajang AWS re:Invent 2025, Las Vegas, Amerika Serikat, Selasa, 2 Desember 2025.
 
Ia justru melihat momen ini sebagai peluang Indonesia untuk melangkah lebih maju. Terutama untuk mengikuti jejak Singapura dan Thailand untuk mengembangkan Large Language Models (LLM) khas Merah Putih.

"Mengapa kita tidak mulai mengembangkan large language model kita sendiri?" kata Amni retoris. Singapura dan Thailand memiliki LLM yang dikustomisasi untuk konteks bahasa dan budaya lokal. 
 
Singapura memiliki SeaLLM, model yang dirancang khusus untuk bahasa-bahasa di Asia Tenggara. Model ini memiliki kemampuan tinggi dalam memahami dan memproses bahasa Melayu dan Indonesia, Thailand, Vietnam, serta bahasa lain di Asia Tenggara.
 
Thailand mengembangkan Typhoon, LLM pertama mereka yang dirilis tahun 2024. Typhoon dioptimalkan untuk bahasa Thailand dan berfokus pada aspek-aspek budaya lokal, seperti menyaring konten yang tidak pantas sesuai norma setempat.
 
"Mungkin sudah waktunya kita akhirnya memilikinya di Indonesia," ajak Amni.
 
Dia menyatakan sudah saatnya Indonesia bergerak mengembangkan LLM karena teknologi AI yang tersedia semakin mutakhir. Amni merujuk pada pengumuman Nova Forge, layanan dari AWS yang dirancang untuk menyederhanakan pelatihan model AI frontier. Pengembangan model seharusnya tak lagi memakan biaya dan sumber daya besar seperti waktu-waktu sebelumnya.
 
Ia menyebut Indonesia harus mengambil langkah cepat dan tepat. Sebab, perkembangan AI di dunia sangat pesat. "Mungkin kita perlu berinvestasi lebih banyak," kata Anthony.
 
Bola ekosistem AI Indonesia saat ini ada di lapangan pemangku kepentingan. Mulai dari pemerintah, institusi penelitian, hingga pelaku industri.
 
Seluruh pemangku kepentingan harus mulai memikirkan dan merancang langkah konkret dalam menciptakan LLM yang merepresentasikan kekayaan bahasa, budaya, dan kebutuhan intelektual Indonesia agar bisa bersaing di kancah global.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan