Kesepakatan ini juga membuat Uber memiliki 27,5 persen saham Grab. CEO Uber Dara Khosrowshahi juga menduduki kursi dewan direksi Grab. Jika melihat riwayatnya, ini adalah kali ketiga lini bisnis Uber diambil oleh kompetitor, setelah bersaing dengan “membakar uang” yang tidak sedikit.
Layanan transportasi berbasis aplikasi ini sebelumnya menyerah di Tiongkok dan Rusia. Dara Khosrowshahi menyebutkan bawah ini adalah terakhir kalinya Uber mengambil kebijakan ini.
“Wajar saja jika orang bertanya, apakah kebijakan seperti ini cukup tepat untuk era industri sekarang. Ini karena persetujuan tersebut merupakan yang ketiga kalinya, setelah Tiongkok dan Rusia. Jawabannya adalah tidak,” kata Khosrowshahi dalam surat kepada karyawan Uber dikutip dari CNBC.
“Salah satu hal yang cukup mengancam strategi global kita adalah kita terlalu banyak ‘bertarung’ di berbagai wilayah, dengan kompetitor yang sangat banyak.”
Ia melanjutkan, akuisisi bisnis oleh Grab ini bisa membatu Uber fokus pada pasar yang sudah kuat. Akusisi ini membuat sekitar 500 karyawan Uber di Asia Tenggara akan pindah ke Grab. Sebagai bagian dari akuisisi, pihak Grab dan Uber memastikan tidak ada pengurangan karyawan.
Semenjak masuk ke pasar Asia Tenggara pada tahun 2013, Uber telah mengeluarkan dana sekitar USD200 juta (Rp2,7 triliun) per tahun untuk operasional mereka.
Strategi mereka pada saat itu adalah membidik satu kota besar untuk pemasaran layanan, kemudian secara besar-besaran merekrut mitra pengemudi. Sayangnya, Grab punya dominasi di sebagian pasar, ditambah dengan langkah cepat menggandeng pemerintahan negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id