Perusahaan teknologi pembuat World App ini menyatakan patuh dengan regulasi dari pemerintah Indonesia dan siap berdialog untuk mendapatkan kejelasan terkait persyaratan izin dan lisensi.
“World telah menghentikan sementara layanan verifikasi di Indonesia secara sukarela dan saat ini tengah mencari kejelasan terkait persyaratan izin dan lisensi yang relevan,” tulis informasi resmi TFH yang diterima Medcom.id.
“Kami berharap dapat terus melanjutkan dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait. Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya,” jelas mereka.
Pihak Tools for Humanity menyatakan bahwa reaksi pemerintah Indonesia terhadap produk teknologi mereka adalah hal wajar. Mereka meyakini bahwa setiap teknologi baru pasti akan menerima respon awal berupa skeptisisme dan kekhawatiran tapi seiring waktu akan terbukti membawa manfaat besar.
“Hal ini yang menjadi alasan Tools for Humanity (TFH), sebagai perusahaan yang membangun protokol World, sangat berhati-hati dalam memperkenalkan World di Indonesia,” tegas mereka.
“Kami melakukan diskusi yang berkelanjutan dan mendalam dengan pemerintah,
memastikan kepatuhan terhadap seluruh regulasi yang berlaku, serta menginformasi
masyarakat melalui konferensi pers, acara publik, dan kampanye edukatif sebelum
meluncurkan layanan kami,” tulisnya.
TFH menegaskan bahwa World App adalah cara memanfaatkan teknologi untuk memverifikasi keunikan individu di era AI, terlebih ketika misinformasi dan disinformasi, termasuk pencurian identitas dan deep fake merajalela.
“Proses ini dilakukan tanpa menyimpan data pribadi siapapun, dan sebaliknya, kami menyerahkan kendali penuh atas informasi tersebut kepada sang pengguna. Informasi ini tidak dapat diakses oleh World maupun pihak kontributor seperti Tools for Humanity,” tulis bagian akhir pernyataan resmi TFH.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News