Dengan hadirnya akselerator tersebut, beban kerja GPU pada konten mobile intensif dapat berkurang hingga 50 persen, sehingga membuka peluang peningkatan kualitas visual dan kinerja gaming seluler. Inovasi ini juga diharapkan memperpanjang masa pakai baterai tanpa mengorbankan pengalaman grafis.
Bersamaan dengan pengumuman hardware, Arm merilis Neural Graphics Development Kit yang dapat diakses publik, sehingga pengembang dapat mengintegrasikan teknologi AI ke dalam alur kerja mereka mulai hari ini, satu tahun sebelum ketersediaan perangkat keras.
Paket ini mencakup plugin Unreal Engine, emulator Vulkan berbasis PC, alat profiling terbaru, serta kumpulan model beserta bobotnya yang sepenuhnya terbuka di GitHub dan Hugging Face. Arm ML extensions untuk Vulkan memperkenalkan Graph Pipeline baru yang khusus dirancang untuk inferensi jaringan saraf, berdampingan dengan pipeline grafis dan komputasi tradisional.
Dengan menyediakan model, alat retraining, dan dokumentasi lengkap, dev kit ini memudahkan studio besar maupun kecil untuk mengadopsi AI-native rendering tanpa batasan lisensi.
Salah satu fitur unggulan adalah Neural Super Sampling, mesin upscaling AI yang mampu meningkatkan resolusi dari 540p ke 1080p dalam waktu hanya 4 milidetik per frame. Berkat metode ini, kualitas gambar nyaris setara native, sementara beban GPU berkurang separuhnya, memberi pengembang fleksibilitas memilih antara frame rate tinggi, detail visual maksimal, atau efisiensi energi.
Kombinasi kecepatan dan kualitas tersebut menjadi kunci untuk menghadirkan pengalaman gaming mulus pada perangkat dengan sumber daya terbatas. Dampaknya, judul game mobile kini dapat menampilkan visual mengesankan tanpa khawatir terjadi throttling atau cepat panas.
Arm juga mengungkap roadmap teknologi grafis neural untuk 2026, di mana Neural Frame Rate Upscaling akan menggandakan frame rate tanpa menambah beban rendering. Selanjutnya, Neural Super Sampling dengan denoising akan memungkinkan penerapan path tracing real-time pada perangkat mobile menggunakan jumlah sinar per piksel yang lebih sedikit.
Kedua teknologi ini akan didistribusikan dalam format prarilis kepada pengembang agar dapat diuji dan dioptimalkan sebelum hardware meluncur secara komersial. Dengan strategi tersebut, ekosistem development memiliki waktu cukup untuk menyesuaikan workflow dan memaksimalkan potensi akselerator neural Arm.
Dukungan industri atas arsitektur terbuka Arm semakin memperkuat ambisi neural graphics di segmen mobile, dengan partisipasi Enduring Games, Epic Games (Unreal Engine), NetEase Games, Sumo Digital, Tencent Games, dan Traverse Research.
Kolaborasi lintas sektor ini menandai tonggak penting dalam menghadirkan kualitas grafis setara desktop ke perangkat genggam. Melampaui ranah gaming, teknologi neural Arm juga menjanjikan terobosan pada aplikasi pengolahan gambar untuk kamera pintar, upscaling video, serta rendering skala besar di on-device AI.
Teknologi ini tidak hanya berdampak pada dunia game mobile, tetapi juga membuka potensi pada aplikasi produktivitas seperti pengolahan gambar pada kamera cerdas, pengalaman augmented reality, dan optimasi antarmuka pengguna berbasis visi komputer.
Perpaduan antara akselerator neural khusus dan alat pengembangan terbuka memungkinkan startup hingga perusahaan besar memanfaatkan AI on-device tanpa tergantung pada cloud, mengurangi latensi dan meminimalkan transfer data.
Kondisi ini sekaligus menjaga privasi pengguna dan menekan biaya operasional di jaringan data. Langkah Arm ini diharapkan memacu gelombang inovasi baru di ekosistem mobile global, khususnya di pasar yang menuntut efisiensi daya serta performa tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id