Sayangnya, Zhao tidak mengungkapkan spesifikasi yang akan diusung oleh smartphone tersebut, meski memberikan informasi bahwa ponsel tersebut akan menjadi perangkat unggulan karya Honor.
Zhao juga memperkirakan bahwa penjualan smartphone 5G akan mencapai 100 juta unit pada tahun 2020 mendatang, dan bertaruh bahwa Tiongkok akan menjadi pasar pertama yang akan mencapai prestasi tersebut, seperti laporan GSM Arena.
Sementara itu, kakak Honor, Huawei saat ini tengah mengalami kondisi tidak menguntungkan akibat larangan dagang yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat. Hal tersebut tidak menghambat perusahaan ini untuk menjadi pemasok peralatan 5G terbesar di dunia untuk saat ini.
Pencapaian tersebut didukung oleh perolehan 50 kontrak komersial terkait dengan jaringan nirkabel generasi selanjutnya, 5G. Kontrak yang diperoleh Huawei tersebut berasal dari sejumlah negara antara lain Korea Selatan, Finlandia, Swiss, dan Inggris.
Jumlah ini menempatkan Huawei di peringkat pertama, diikuti oleh Nokia dan Ericsson menduduki peringkat kedua dan ketiga dengan jumlah kontrak masing-masing sebanyak 30 kontrak dan 18 kontrak.
Sementara itu, Huawei mengumumkan akan meningkatkan investasi di bidang jaringan 5G. Huawei juga menekankan bahwa keamanan siber dan privasi merupakan prioritas utama bagi perusahaannya.
CEO Huawei Carrier Ryan Ding menyebut bahwa perusahaannya akan terus menyediakan produk 5G dan bekerja sama dengan operator untuk membangun dunia yang sepenuhnya terhubung dan cerdas.
Keputusan untuk meningkatkan investasi pada jaringan 5G ini didasarkan oleh penilaian bahwa jaringan ini merupakan teknologi utama guna mencapai tujuan tersebut. Huawei juga menyebut akan memastikan keamanan jaringan 5G operator dengan produk yang aman dan perangkat terpercaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News