Peluncuran ini dilakukan di tengah pesatnya pertumbuhan fenomena video commerce, sebuah strategi pemasaran yang memanfaatkan video untuk mempromosikan produk atau layanan. Kontribusi video commerce terhadap Gross Merchandise Value (GMV) di Asia Tenggara telah melonjak signifikan, dari 5% pada tahun 2022 menjadi 20% pada tahun 2024.
Dengan proyeksi pengguna smartphone yang mencapai 89,2% dari total populasi pada tahun 2025 dan Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengguna TikTok terbesar di dunia (157,6 juta orang), tren video commerce diperkirakan akan tumbuh secara masif. Konsumen kini dapat dengan mudah menemukan dan membeli produk melalui fitur 'keranjang kuning' hanya dengan scroll video dari perangkat mereka.
Danang Cahyono, Chief Operating Officer Sirclo, menyampaikan, perubahan cara konsumen berbelanja menjadi sinyal penting bagi brand untuk beradaptasi. Kami melihat perlunya pendekatan yang lebih sesuai dengan pola konsumsi digital saat ini.
"Melalui inisiatif Multi-Channel Network, kami ingin membentuk ekosistem kolaboratif yang tidak hanya menjawab kebutuhan konsumen, tetapi juga membuka peluang baru dalam membangun koneksi yang relevan antara brand dan audiens melalui content creator."
Pertumbuhan video commerce tidak terlepas dari pergeseran kebiasaan digital dan pola konsumsi konsumen. Gabungan antara video dengan hook yang menarik serta pengalaman content creator yang relevan, mampu mendorong percepatan konversi.
Boston Consulting Group (BCG) mengidentifikasi empat perilaku utama yang membentuk fenomena ini: streaming, scrolling, searching, dan shopping—dikenal sebagai '4S behaviours'. Keempat perilaku ini saling melengkapi dan sering berlangsung bersamaan, menciptakan pengalaman dinamis dan non-linier.
Di media sosial, konsumen sering menemukan produk secara tidak sengaja saat menikmati konten (streaming), tertarik melalui visual (scrolling), lalu mencari informasi lebih lanjut (searching), dan akhirnya berujung pada pembelian (shopping). Konten video, khususnya, menjadi rujukan utama; 86% konsumen Asia Tenggara mengandalkan video online sebelum membeli.
"Di era digital, konsumen cenderung menemukan produk secara tidak sengaja akibat terpapar konten media sosial dan dapat menumbuhkan rasa penasaran yang berkelanjutan. Maka dari itu, konten video yang dibuat oleh content creator memainkan peranan penting sebagai penghubung antara brand dan audiens," tambah Danang.
Sirclo StreamLab MCN membantu brand berkolaborasi dengan content creator dari hulu ke hilir. Dengan jaringan lebih dari 20.000 content creator lintas kategori seperti Beauty & Personal Care, Fashion, Food & Beverage, Health, Home Living, hingga Mom & Baby, Sirclo StreamLab memastikan kurasi content creator yang niche dan sesuai dengan audiens serta identitas brand. Sistem monitoring berkelanjutan juga berkontribusi pada optimasi kampanye yang agile.
Sebagai contoh keberhasilan, Philips telah melihat hasil positif dari kolaborasi mereka dengan layanan MCN dari Sirclo StreamLab. Dion Purna Satwika Amudra, Senior Trade and Shopper Marketing Manager untuk Personal Health di Philips, menyatakan, melalui kolaborasi ini, mereka dapat bekerja sama dengan para content creator yang menghadirkan merek secara autentik dan relevan. Hal ini membantu memperkuat keterlibatan dan visibilitas di platform online utama, khususnya di ranah video commerce yang berkembang pesat.
"Perluasan layanan MCN telah memberikan dampak nyata kepada brand yang kami kelola. Hal ini sejalan dengan visi kami dalam membangun ekosistem yang terintegrasi di lanskap e-commerce," tutup Danang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News