Cloudera.
Cloudera.

Cloudera EVOLVE25

Realita Pasar Cloud dan Strategi Kunci di Balik Pertumbuhan APAC

Cahyandaru Kuncorojati • 11 Agustus 2025 09:19
Singapura: Di tengah hiruk pikuk perhelatan EVOLVE25, jajaran eksekutif Cloudera memberikan pandangan mendalam mengenai strategi bisnis mereka, realita pasar cloud yang berubah, dan kunci kesuksesan di kawasan Asia Pasifik (APAC) yang dinamis. 
 
Dalam sebuah sesi wawancara eksklusif, Frank O’Dowd, Chief Revenue Officer Cloudera, dan Remus Lim, SVP untuk APJ, mengungkap bahwa pendekatan yang sangat terlokalisasi dan pragmatis menjadi resep utama mereka.
 
Salah satu temuan paling menarik adalah model penjualan Cloudera yang sangat berbeda di APAC. "Jika Anda bicara tentang transaksi murni, saya akan katakan mungkin sekitar 85% hingga 90% (di APAC) dilakukan melalui channel (mitra)," ungkap Remus Lim. 

Ketergantungan pada mitra lokal, mulai dari konsultan global seperti IBM dan KPMG hingga pemain besar regional seperti TCS, menjadi tulang punggung operasi mereka di pasar yang beragam ini. 
 
Strategi yang berpusat pada mitra ini diklaim terbukti efektif, terutama karena Cloudera menyasar segmen pasar yang sangat spesifik dan menantang.
 
Ketika ditanya mengenai target pasar utama, Frank O’Dowd dengan tegas mengidentifikasi di mana letak kekuatan Cloudera. Menurutnya, platform mereka sangat cocok untuk industri dengan tantangan besar.
 
“Industri dengan regulasi yang tinggi. Kompleksitas dan regulasi yang tinggi adalah teman kami,” ujar O'Dowd. “Ini mengarah pada kebutuhan akan solusi yang dapat menavigasi hal tersebut. Jasa keuangan, telekomunikasi, kesehatan, sektor publik, semuanya adalah pasar yang hebat bagi kami,” jelasnya.
 
Keahlian dalam menavigasi kompleksitas inilah yang membuat Cloudera percaya diri dalam menghadapi tren besar lain yang sedang membentuk pasar: perubahan sentimen terhadap adopsi cloud.
 
Menanggapi tren adopsi cloud yang masif beberapa tahun terakhir, O'Dowd memberikan pandangan yang lebih terukur dan realistis. Ia mengamati adanya perubahan sentimen di kalangan perusahaan-perusahaan besar.
 
"Demam emas untuk pindah ke cloud telah agak melambat," katanya. "Orang-orang masih melakukannya, tetapi sekarang mereka mengevaluasi apa yang terbaik,” ucap O’Dowd.
 
Menurutnya, ada tiga alasan utama mengapa perusahaan kini lebih banyak berinvestasi kembali di data center mereka, yaitu keamanan, tata kelola (governance), dan biaya cloud yang meroket. 
 
Menjawab tren ini, Cloudera mengklarifikasi bahwa mereka tidak meninggalkan cloud, melainkan berinvestasi besar di kedua platform untuk membawa fitur-fitur modern khas cloud ke dalam data center pelanggan. 
 
Pandangan pragmatis terhadap cloud ini, menurut Remus Lim, termanifestasi secara unik di berbagai negara di Asia Pasifik.
 
Remus Lim membagikan wawasan spesifik mengenai pasar di Asia Pasifik, menyoroti karakteristik unik masing-masing negara. Australia, menurutnya, lebih matang dan cenderung "pergi lebih dulu" dalam adopsi teknologi seperti cloud, mirip dengan Amerika Serikat.
 
Sementara itu, India adalah pasar yang tumbuh pesat, didorong oleh siklus modernisasi data dari korporasi besar. Secara khusus, Lim menggambarkan Indonesia sebagai pasar yang menarik.
 
“Indonesia itu konservatif, tetapi juga inovatif," jelasnya. Sebagai bukti, ia menyoroti bagaimana 
Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi salah satu pelanggan global pertama yang mengadopsi solusi AI Inferencing on-premise terbaru dari Cloudera. 
 
Inovasi yang didorong oleh kebutuhan seperti ini sejalan dengan tren belanja teknologi yang lebih luas di tengah tekanan ekonomi global. Frank O'Dowd melihat adanya pergeseran dalam percakapan dengan para klien, di mana fokusnya kini tidak hanya soal harga. 
 
“Salah satu hal yang terus-menerus ditanyakan kepada kami adalah, 'bagaimana saya bisa melakukan lebih banyak hal dengan Anda?' Ini bukan melulu soal belanja lebih sedikit, tetapi saya ingin mengurangi jumlah vendor yang harus saya tangani,” jelas O’Dowd.
 
Dia menegaskan bahwa saat ini klien mencari satu solusi yang bisa menjawab beberapa kebutuhan sekaligus. Jadi harga bukan lagi menjadi hal yang sensitif dalam memilih penyedia solusi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan