Tema usungan diskusi panel program East Venture ini selaras dengan tema Hari Perempuan Internasional tahun 2023 ini yaitu DigitALL: Innovation and Technology for gender equality, yang ditekankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Berinvestasi pada wanita berarti membangun ekonomi dan bisnis yang cerdas. Namun, kita perlu mengatasi ketidaksetaraan dan ekosistem yang mereka hadapi secara holistik. Ini akan membutuhkan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan semua kelompok yang peduli pada pemberdayaan perempuan, banyak di antaranya ada di ruangan saat ini,” ujar Mari Elka Pangestu, Former Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia.
Sebab menurut studi dari Bank Dunia, mempercepat kesetaraan gender dalam bisnis dapat memberikan potensi ekonomi hingga triliunan dolar. Namun, akhir-akhir ini perempuan masih kurang terwakili dalam bisnis, dan ketidaksetaraan gender di tempat kerja menjadi semakin tajam.
Hal tersebut terutama karena negara menghadapi berbagai krisis dan kemunduran dalam pembangunan. Selain itu, Bank Dunia mengidentifikasi isu utama yang dihadapi para wirausaha perempuan, memerlukan pendekatan holistik untuk mengatasi pembiayaan, keterampilan dan koneksi, pasar dan teknologi, serta lingkungan yang mendukung.
Sementara itu, perempuan yang kurang terwakili di sektor teknologi, baik sebagai konsumen maupun produsen, dinilai tidak hanya merugikan mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan, sebab perempuan membawa perspektif dan keterampilan unik.
Mengangkat isu ini, sejumlah perusahaan teknologi telah membuat program untuk melibatkan lebih banyak perempuan dalam teknologi. Google, yang diwakili Strategic Partnership Manager YouTube Indonesia, Isabella Wibowo mengungkap bahwa sangat sulit menemukan perempuan di perusahaan yang berfokus pada Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
Kendati demikian, perkembangan zaman turut mengubah perempuan saat ini, yang dinilai menjadi lebih percaya diri dibandingkan sebelumnya. Selain itu, perempuan dinilai turut memiliki karakteristik pemimpin, sebab tetap mampu menyelesaikan masalah tanpa perlu meminta persetujuan pihak lain.
Sementara itu, perempuan juga didorong untuk mendobrak stigma, sebab hal ini dinilai menjadi salah satu hal penting. Mendobrak stigma ini tidak hanya dapat membantu menghiraukan suara keraguan yang kerap muncul, tapi juga untuk memungkinkan perempuan mengambil kesempatan, sehingga meningkat peluang untuk lebih berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News