Mengutip berbagai sumber, hal ini ditemukan Google setelah program percontohannya di negara tersebut menunjukan bahwa pekerja bisa menghemat lebih dari 120 jam per tahun dengan memanfaatkan AI pada tugas administratif.
Dalam laporan terkait program percontohannya yang dirilis pada Jumat lalu, langkah mudah, seperti memberikan pekerja izin untuk menggunakan AI dan beberapa jam pelatihan untuk memulai, dapat membantu meningkatkan adopsi teknologi baru dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, yang mengembangkan chabot Gemini AI, menyebut bahwa menurut untuk analisis oleh Public First, mitranya di program ini, dua pertiga dari pekerja, khususnya pekerja perempuan paruh baya dari latar belakang sosio-ekonomi lebih rendah, tidak pernah menggunakan AI generatif dalam pekerjaannya.
Presiden Google Eropa, Timur Tengah dan Afrika Debbie Weinstein menyebut program percontohan AI Works, yang dilakukan di jaringan bisnis kecil, lembaga pendidikan, dan serikat pekerja, menunjukkan bahwa pekerja dapat menghemat rata-rata 122 jam setahun dengan menggunakan AI dalam tugas administratif.
Namun, satu kendala yang menghalangi sebagian orang untuk mencoba adalah kekhawatiran bahwa penggunaan AI dalam pekerjaan mereka tidak sah atau adil. Setelah mereka mulai, pelatihan AI selama beberapa jam untuk membangun kepercayaan diri mereka menghasilkan penggunaan teknologi dua kali lebih banyak, katanya, dan mereka masih menggunakannya beberapa bulan kemudian.
Dalam laporan AI Works tersebut, Google menyebut Intervensi sederhana ini membantu mempersempit kesenjangan adopsi AI di antara para peserta dalam studi percontohan. Sebagai contoh sebelum pelatihan, hanya 17% wanita berusia di atas 55 tahun dalam kelompoknya yang menggunakan AI setiap minggu dan hanya 9% setiap hari.
Tiga bulan kemudian, 56% menggunakannya setiap minggu dan 29% menjadikannya kebiasaan sehari-hari. Sebelumnya, menurut analisis baru oleh penyedia intelijen aplikasi Appfigures, dari awal 2024 hingga saat ini, pasar aplikasi Android berubah dari menampung sekitar 3,4 juta aplikasi di seluruh dunia menjadi hanya sekitar 1,8 juta.
Angka tersebut mewakili penurunan sekitar 47 persen yang merupakan pembersihan signifikan aplikasi yang telah tersedia bagi pengguna Android secara global. Penurunan aplikasi dapat melegakan bagi pemilik perangkat Android yang harus memilah-milah aplikasi yang menipu, berisi spam, dan aplikasi berkualitas buruk lainnya untuk menemukan yang terbaik untuk dipasang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id