Tomoaki Watanabe, Director OMRON Healthcare Indonesia
Tomoaki Watanabe, Director OMRON Healthcare Indonesia

Mengatasi Krisis Obesitas di Indonesia: Peran Vital Pemantau Komposisi Tubuh (BCM)

Mohammad Mamduh • 31 Desember 2023 11:52
Jakarta: Masyarakat Indonesia tengah menghadapi peningkatan kekhawatiran mengenai obesitas dan kelebihan berat badan.
 
Gambaran kasus-kasus dramatis, seperti kehilangan beberapa nyawa akibat komplikasi berat badan berlebih, semakin menyadarkan masyarakat akan eskalasi krisis kesehatan ini. Beberapa nama seperti Titi Wati, Muhammad Fajri, dan Cipto Raharjo yaang memiliki berat badan signifikan menjadi sorotan, mengingatkan kita pada urgensi penanganan obesitas. 
 
Kasus obesitas di Indonesia menunjukkan tren naik dari tahun ke tahun. Dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan, dari 10,5% di tahun 2007 menjadi 21,8% di tahun 2018.

Data Riskesdas menunjukkan bahwa obesitas di Indonesia tidak hanya menjadi masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga faktor risiko serius untuk penyakit tidak menular, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi dan kanker. 
 
Menanggapi krisis kesehatan ini, mengintegrasi pemantau komposisi tubuh (BCM) bukan hanya menjadi solusi praktis untuk mengelola berat badan, tetapi juga merupakan langkah krusial dalam mengurangi risiko penyakit terkait obesitas.
 
BCM tidak hanya sekadar alat pengukur berat badan, tetapi juga menilai komposisi tubuh, termasuk lemak, otot, dan tulang. Informasi ini penting untuk melacak perubahan dalam komposisi tubuh seiring waktu dan memastikan seseorang tidak kehilangan massa otot saat mencoba mengurangi lemak tubuh.
 
Salah satu metode yang paling akurat untuk mengukur komposisi tubuh dengan Analisis Impedansi Bioelektrik (BIA). Metode ini memperkirakan persentase lemak tubuh dengan mengirimkan arus listrik melalui tubuh dan mengukur resistansi yang dipengaruhi oleh jumlah lemak, massa otot, dan air. BIA pun relatif mudah, terjangkau, dan dapat dilakukan di rumah atau di klinik kesehatan.
 
Meskipun BCM dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk melacak tujuan kesehatan dan kebugaran, berbagai mitos menghambat penggunaannya di Indonesia. Misalkan saja adanya anggapan bahwa timbangan kamar mandi biasa sudah cukup untuk melacak berat badan. F
 
Faktanya, timbangan biasa hanya bisa untuk melacak berat badan dan tidak dapat memberikan informasi mengenai komposisi tubuh atau parameter kesehatan penting lainnya, seperti massa otot, kepadatan tulang, dan tingkat hidrasi, memungkinkan individu membuat keputusan yang mengenai pola makan, olahraga, dan gaya hidup.
 
Ada pula mitos yang menyebutkan bahwa bila BCM menunjukkan persentase lemak tubuh tinggi maka seseorang dianggap tidak sehat atau tidak bugar. Padahal, ada banyak faktor yang menentukan kesehatan atau kebugaran seseorang. Sebut saja gaya hidup, pola makan, massa otot, dan juga aktivitas fisik. 
 
Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa BCM tidak akurat dan dapat menghasilkan hasil yang bervariasi tergantung pada metodenya. Sebenarnya, saat ini sudah banyak pemantau komposisi tubuh modern yang sangat akurat dan memberikan hasil yang konsisten.
 
Sebagai penyedia alat kesehatan, OMRON Healthcare memiliki BCM HBF-222T yang bisa memberikan pengukuran persentase lemak tubuh, massa otot, dan kepadatan tulang secara akurat.
 
BCM HBF-222T mengukur komposisi tubuh berdasarkan fisiologi manusia. Otot, pembuluh darah, dan tulang adalah jaringan tubuh yang mengandung kadar air yang tinggi dan mudah menghantarkan listrik sedangkan lemak tubuh adalah jaringan yang menyimpan sedikit air, sehingga memiliki konduktivitas listrik yang rendah.
 
Menggunakan metode BIA, monitor ini mengirimkan arus listrik rendah melalui tubuh untuk menentukan jumlah air dalam setiap jaringan. Bersamaan dengan informasi tinggi badan, berat badan, usia, dan jenis kelamin, monitor ini juga menentukan komposisi tubuh Anda.
 
Timbangan digital ini dirancang untuk melengkapi program diet dan olahraga. Alat ini dapat mencatat hingga 30 hasil pengukuran untuk empat profil sehingga dapat memantau perkembangan Anda.
 
Dengan konektivitas Bluetooth yang tertanam dalam OMRON HBF-222T, data hasil pengukuran dapat langsung dikirimkan ke apllikasi OMRON Connect di Smartphone Anda. Data kemudian dapat dengan mudah dimasukan ke aplikasi manajemen berat / diet lainnya.
 
Sebagai teknologi yang terbilang baru, BCM sebenarnya sangat mudah digunakan oleh siapa pun dengan pengetahuan dasar tentang cara mengoperasikan perangkat elektronik. Saat ini sudah banyak pemantau komposisi tubuh dengan harga terjangkau di pasaran. Beberapa gym dan pusat kebugaran bahkan banyak yang menawarkan layanan pengukuran komposisi tubuh secara gratis atau dengan biaya rendah.
 
Meskipun dapat digunakan untuk melacak perubahan dalam komposisi tubuh seiring waktu, pemantau komposisi tubuh atau BCM tidak dapat disetarakan dengan diagnosis medis apapun. Seperti halnya dengan perangkat kesehatan lainnya, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli kebugaran untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang penggunaan dan interpretasi hasil BCM.
 
(Tomoaki Watanabe, Director OMRON Healthcare Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan