Sekolah bernama The Primary School yang dibangun keduanya merupakan salah satu program DEI (Diversity, Equity, and Inclusion) atau keberagaman, kesetaraan, dan inklusi. Namun pemerintah Donald Trump sendiri menghapuskan program ini karena dinilai menghamburkan uang.
Bagi yang belum paham, program DEI dari sekolah gratis milik Zuckerberg dan istrinya memungkinkan penduduk Amerika dari golongan tidak mampu dan berbagai suku atau ras bisa mendapatkan akses pendidikan.
Dilaporkan bahwa kini setelah satu dekade atau 10 tahun berdiri, sekolah The Primary School kawasan Bay Area California, Amerika Serikat, akan ditutup pada pertengahan 2026.
Pihak yayasan sekolah menyatakan ini adalah keputusan berat namun mereka tidak memberikan alasan jelas penutupan sekolah tersebut.
Para orang tua murid hanya mendengar rumor bahwa yayasan Chan-Zuckerberg Initiative telah menarik dukungan dari program ini. Dikutip dari situs Gizmodo, sebagai gantinya yayasan ini akan memberikan donasi mencapai USD50 juta atau setara Rp843 miliar untuk komunitas dan keluarga yang terdampak.
Pihak manajemen sekolah dilaporkan enggan berkomentar mengenai keputusan yayasan Chan-Zuckerberg Initiative tidak melanjutkan program ini. Namun mereka menegaskan bahwa murid dan keluarga yang terdampak akan tetap menerima dukungan.
Tidak hanya di program ini, internal yayasan Chan-Zuckerberg Initiative juga diketahui memangkas kebijakan DEI, demikian juga pada perusahaan Zuckerberg yaitu Meta.
Penghapusan program DEI di lini pemerintahan Amerika Serikat hingga perusahaan teknologi dianggap banyak pihak merupakan wujud pandangan rasisme dari Donald Trump.
Yayasan filantropi Chan-Zuckerberg Initiative sendiri sudah beroperasi sejak tahun 2015. Mirip dengan filantropi pendiri Microsoft, Gates Foundation, organisasi nirlaba ini mencoba memberikan solusi dan dukungan dana untuk menjawab permasalahan sosial di berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News