Program ini untuk membantu warga binaan perempuan mengatasi tantangan sosial dan ekonomi melalui pemberdayaan keterampilan, dukungan psikologis, dan bimbingan kewirausahaan. Program ini bertujuan membantu perempuan binaan menghadapi tantangan sosial-ekonomi dan kembali ke masyarakat dengan keterampilan baru yang memungkinkan mereka #jadilebihbaik.
Acara peresmian dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga dan Presiden Direktur & CEO PT XL Axiata Tbk, Dian Siswarini. Acara ini juga mencakup sesi peluncuran program She Inspire, yang secara khusus dirancang untuk mendukung warga binaan perempuan dengan pelatihan keterampilan bisnis dasar serta program pendampingan yang akan berlangsung hingga April 2025.
Pada kesempatan ini dilakukan pula penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara XL Axiata dan Kemen PPPA. MoU antara XL Axiata dan KemenPPPA ini menandai komitmen bersama dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan melalui teknologi dan pelatihan.
Ruang lingkup MoU meliputi penyediaan pelatihan kewirausahaan, pembuatan materi komunikasi edukatif, serta pertukaran informasi yang relevan dengan misi pemberdayaan perempuan. Selain itu, MoU ini juga mencakup program tambahan yang disepakati oleh kedua pihak untuk mendukung perempuan di Indonesia, khususnya mereka yang mengalami kendala sosial dan ekonomi.
Menteri PPPA menyatakan berdasarkan data Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, jumlah narapidana perempuan sampai tahun 2023 sejumlah 10.013 orang atau sekitar 4,8 persen dari total narapidana.
"Kemen PPPA sudah melakukan pelatihan pemberdayaan perempuan kepada sekitar 500 Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan (WBPP), khususnya mereka yang masa tahanannya sebentar lagi akan selesai. Hal ini dilakukan agar WBPP ini memiliki bekal dan bisa melanjutkan hidup yang mandiri dan bermanfaat setelah keluar dari lapas.''
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan kolaborasi dengan Kemen PPPA ini merupakan wujud nyata dari komitmen XL Axiata untuk mendukung pemberdayaan perempuan Indonesia di berbagai lapisan masyarakat, terutama mereka yang mengalami keterbatasan akses.
“Kami percaya bahwa perempuan memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Melalui program Sisternet ‘She Inspire’, kami ingin memberdayakan perempuan di Lapas Kerobokan dan lapas-lapas lainnya untuk bisa meraih masa depan yang lebih baik dengan keterampilan dan kepercayaan diri yang kuat,” ujar Dian Siswarini.
She Inspire, sebagai inti dari program Sisternet ini, merupakan sebuah platform pelatihan komprehensif yang memberikan peserta kesempatan untuk belajar dan berkembang, serta membangun keterampilan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan yang lebih produktif. Program ini mencakup berbagai kelas pelatihan mulai dari keterampilan usaha, pendidikan, konseling psikologis, hingga pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM).
Melalui She Inspire, warga binaan perempuan dibekali keterampilan seperti kewirausahaan, manajemen usaha kecil, dan konseling psikologis. Program ini sudah membantu lebih dari 100 perempuan binaan membuka usaha mandiri setelah mereka bebas.
Selain aspek ekonomi, She Inspire juga memberikan dukungan mental dan emosional yang sangat penting bagi perempuan yang berada dalam masa pemasyarakatan. Pendekatan ini dirancang untuk mendorong kepercayaan diri mereka dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan pasca pembebasan, termasuk stigma sosial yang kerap melekat.
Program ini juga akan dilaksanakan di Lapas Perempuan di sembilan kota lainnya di Indonesia, antara lain di Tangerang, Lampung, Makassar, Lombok, Bandung, Malang, Yogyakarta, Medan, dan Padang. Dengan cakupan yang luas, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perempuan yang sedang menjalani masa pemasyarakatan di berbagai wilayah Indonesia.
Setiap lapas akan dilengkapi dengan kelas-kelas pelatihan yang mencakup bimbingan teknis dan sesi motivasi, serta dukungan moral untuk membantu peserta mengatasi tantangan emosional dan psikologis.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan keterampilan praktis tetapi juga mendorong perempuan untuk membangun kepercayaan diri yang lebih tinggi, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan dalam komunitas masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News