Peneliti keamanan, Anand Prakash, menemukan bug ini pada bulan Agustus lalu, dan menerima izin dari Uber untuk melakukan pengujian di Amerika Serikat dan India. Prakash dilaporkan Tech Crunch, berhasil mengekploitasi bug yang memungkinkannya menikmati layanan gratis di kedua wilayah tersebut.
Selain itu, Prakash juga melaporkan permasalahan ini melalui program pencarian bug Uber. Program ini akan menghadiahi peretas yang berhasil menemukan dan melaporkan kerentanan keamanan dengan sejumlah uang.
Sejumlah perusahaan teknologi telah mengoperasikan program serupa sebagai upaya mereka dalam memperkuat keamanan produk. Peretas dilaporkan dapat mendapatkan hadiah uang dengan besaran berkisar antara USD100 hingga USD10.000 pada program Uber ini, tergantung pada tingkat bahaya dan dampak bug tersebut.
Uber memperbaiki bug di hari Prakash melaporkannya dan memberikannya hadiah sebesar USD5.000 atau sekitar Rp66 juta. Namun, Prakash mengaku menunggu untuk dapat mendiskusikan bug secara publik, guna mencegah pemanfaatan bug oleh pihak tidak bertanggungjawab.
Prakash menduduki peringkat ke 14 pada program pencarian bug Uber, dan dilaporkan juga mengirimkan laporan bug kepada perusahaan lain seperti Facebook, yang juga menempatkannya pada posisi atas daftar peretas di program serupa.
Sebelumnya, Uber dilaporkan memiliki program rahasia dalam skala global yang disebut Greyball, bertujuan untuk menyembunyikan keberadaan pengendara Uber saat berada di kawasan yang melarang keberadaan Uber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
