Divisi tersebut baru saja mengumumkan bahwa dalam waktu 10 tahun terakhir, terjadi setidaknya 4 ledakan besar di NASA dan juga beberapa kejadian berbahaya yang hampir menyebabkan ledakan.
Menurut laporan Engadget, kasus ledakan terbaru terjadi di Jet Propulsion Lab pada bulan Juni lalu. Ledakan ini menyebabkan hancurnya satu robot RoboSimian milik DARPA. Wired melaporkan, kejadian ini bermula ketika 4 peneliti dari Jet Propulsion Lab menyiapkan RoboSimian -- robot serupa kera setinggi setengah badan manusia -- untuk pengiriman.
Para peneliti itu lalu mengganti baterai lithium-ion dengan baterai yang baru. Setelah itu, mereka pergi untuk makan siang. Ditinggalkan dalam laboratorium, baterai RoboSimian itu lalu meledak. Ternyata, kejadian ini disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan oleh para teknisi penguji, yang lupa untuk mengaktifkan sistem manajemen daya.

Mengingat baterai lithium-ion kini banyak digunakan pada peralatan dan perangkat untuk konsumen, muncul kekhawatiran akan keselamatan para pengguna. Saat kebakaran ini terjadi, NASA menyadari bahwa orang-orang yang berusaha untuk memadamkan api tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara menghadapi kebakaran.
Hal ini menunjukkan, jika NASA saja tidak siap untuk menghadapi api yang disebabkan oleh ledakan baterai, bayangkan masalah yang dihadapi oleh seseorang yang harus mengatasi kebakaran yang disebabkan oleh ledakan smartphone, tablet, laptop atau hoverboard.
Sebelum ini, Metrotvnews.com sempat membahas penyebab baterai lithium-ion meledak, khususnya pada perangkat mobile.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id