Menurut Reuters, bisnis baru IBM ini gagal menutupi penurunan bisnis tradisional. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan hampir 5 persen. Pemasukan perusahaan layanan teknologi terbesar ini menurun sebesar 4,6 persen, hingga USD18,68 miliar pada kuartal pertama. Namun, sebagian besar pengamat memprediksi angka tersebut sebesar USD18,29 miliar.
Di bawah kepemimpinan Chief Executive, Ginni Rometty, IBM mulai bergerak ke area lain seperti layanan berbasis cloud, software keamanan dan analisis data. Pergerakan ini menggeser fokus IBM pada bisnis hardware tradisionalnya.
Penurunan pendapatan ini dinilai pengamat Bernstein, Toni Sacconaghi, mewakili kegagalan IBM dalam menghasilkan pendapatan dari sumber bisnis baru.
Sementara itu, keuntungan dari segmen layanan dan hardware menurun 4,3 persen dan 21,8 persen. Selain keuntungan ini, IBM memperoleh nilai USD2,3 per saham, membantah perkiraan analis senilai USD2,09. Perusahaan ini juga menerima pengembalian dana sebesar USD1 miliar pada kuartal tersebut dengan penurunan kisaran pajak efektif menjadi 95,1 persen, dibandingkan 19,5 persen pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News